MAAFKANLAH
Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang
mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (QS.
Al A'raaf:199)
Saat
kita dilukai oleh seseorang tentu akan menyisakan luka pada diri kita.
Namun
luka yang lebih berbahaya adalah luka di hati, luka secara emosional.
Luka
emosional sering kali muncul saat kita diejek, direndahkan, dihina, atau berbagai
tindakan yang mengarah ke harga diri kita. Saat emosi kita luka, kita akan
sangat protektif, mengapa karena luka di atas luka lebih menyakitkan dari pada
luka baru.
Luka
emosional akhirnya sering menjadi sabotase bagi diri kita untuk meraih sukses.
Kita takut gagal yang ujung-ujungnya takut diejek oleh orang lain. Kita juga
sering takut oleh anggapan dan perkataan orang lain. Ini adalah akibat luka emosional
yang masih ada dalam diri kita. Selama kita masih memiliki luka emosional, kita
akan tetap sangat protektif yang secara tidak langsung sesuatu yang menyabotase
diri Anda sendiri.
Seperti
luka fisik, luka emosional juga bisa disembuhkan. Saat kita tertusuk duri, agar
jari kita sembuh, satu langkah penting ialah dengan mencabut duri yang ada pada
diri kita. Luka tersebut tidak akan sembuh jika kita tidak mencabut durinya
terlebih dahulu. Begitu juga dengan luka emosional, hanya akan sembuh jika
penyebab lukanya sudah kita cabut, caranya dengan memaafkan orang yang membuat
kita luka emosional.
Dengan
memaafkan, luka emosional kita akan sembuh sehingga kita tidak akan over protective lagi terhadap diri kita.
Kita akan lebih tenang, tentram, sehat, dan mendapatkan kedamaian pikiran.
Tentu saja, memaafkan yang tulus, yang benar-benar memaafkan tanpa syarat.
Memaafkan yang seolah-olah orang yang melukai Anda tidak pernah melukai Anda
dimasa lampau, bahkan bisa jadi dia adalah orang yang telah berjasa kepada kita
karena memberikan peluang bagi kita untuk mendapatkan pahala dari memaafkan dan
hikmah dari peristiwa yang bersangkutan.
Dengan
memberikan maaf yang sebenar-benarnya maaf, hati ini menjadi lebih ringan,
lapang dan leluasa. Tidak ada lagi ganjalan sesuatu pun di dalam hati kita yang
menghambat pikiran dan tindakan kita. Kita memandang masa depan dengan lebih
optimis, karena sesuatu yang kita lihat begitu cerah dan menjanjikan.
Kutipan dari free e-book;
Merenungi Ayat-ayat
Inspirator Vol 1 hlm 20-21
oleh: Rahmat ST
motivasi-islami.com
Advertisement