-->

Balada Cinta Ali dan Fatimah

Balada Cinta Ali dan Fatimah
Balada Cinta Ali dan Fatimah

google.com
Menelisik kisah-kisah para sahabat terdahulu memanglah suatu hal yang menarik. Hidup di masa Rasulullah Saw penuh dengan perjuangan bagaimana syi’ar Islam sedang disebarkan di banyak kalangan. Banyak kisah dan hikmah yang dapat kita ambil sebagai pelajaran dan pengendali bagi anda sebagai seorang muslim. Terlebih lagi jika anda membuka kembali kisah tentang sahabat Rasulullah, Ali bin Abi Thalib yang menikah dengan putri Rasulullah Saw, Fatimah az-Zahra. Kisah cinta Ali dan Fatimah menjadi kisah cinta terindah sepanjang masa.

Mengurai balada cinta Ali dan Fatimah akan membuat anda lebih menghargai akan rasa cinta yang telah difitrahkan kepada anda. Cinta Ali dan Fatimah yang sangat terjaga kerahasiaannya, dari kata maupun ekspresi menunjukan bagaimana mulianya perasaan cinta Ali dan Fatimah yang berlandaskan cinta kepada Allah SWT. Dalam perjuangan Ali untuk menghalalkan Fatimah hanya Allah lah yang mengetahui, bahkan Rasulullah Saw pun tidak mengetahui akan perasaan cinta yang dimiliki oleh keduanya. Ali memendam perasaan cinta yang teramat dalam terhadap Fatimah, begitu juga dengan Fatimah, Ia memiliki perasaan cinta yang sama terhadap Ali. Namun, karena ketaatan keduanya terhadap Allah SWT, beliau berdua menyerahkan segala perasaan cinta yang dirasa kepada Allah SWT.

Dalam prosesnya, Ali sempat terluka dua kali lantaran Fatimah telah dilamar oleh dua orang sahabat Nabi yang lainnya. Yakni Abu Bakar dan Umar, yang mana keduanya memiliki kemampuan dan keilmuan yang lebih dibandingkan Ali. Namun, takdir Allah berkata lain, lamaran keduaya ditolak oleh Rasulullah. Hingga pada akhirnya Ali pun memberanikan diri untuk melamar Fatimah melalui Rasulullah. Meski hanya bermodalkan baju besi, niat tulus Ali dan kesabarannya selama ini berbuah manis, lamarannya diterima oleh Rasulullah. Betapa bahagia penuh syukur Ali ketika itu.

Cinta Ali dan Fatimah pun akhirnya dipersatukan dengan jalan yang penuh dengan keridhoan-Nya. Pernah Fatimah berkata kepada Ali, “maafkan aku wahai suamiku, sebab sebelum aku menikah denganmu, aku pernah merasakan jatuh cinta kepada seorang pemuda dan aku ingin menikahinya”. Ali pun menanggapi pernyataan Fatimah, “lalu mengapa engkau tidak menikah dengannya? Dan apakah engkau telah menyesal menikah denganku?”. Fatimah pun menjawab, “pemuda itu adalah dirimu suamiku”.

Masya Allah, betapa indah ketika cinta hanya disandarkan kepada Sang Maha Cinta. Allah pun mendengar dan merestui cinta Ali dan Fatimah untuk menjadi pasangan suami istri yang senantiasa hidup dalam keberkahan.
Advertisement