-->

Bicara Baik Atau Diam

Bicara Baik Atau Diam
Bicara Baik Atau Diam
 
sumber gambar:www.google.com
Apa anda pernah mendengar tentang pepatah “mulutmu, harimau mu” banyak hal negatif yang terjadi karena lidah yang tidak bisa dijaga. Maka bicara baik atau diam, banyak untunglah mereka yang lebih memilih diam dari pada berbicarba yang tidak bermanfaat, karena tidak semua yang kita keluarkan dari mulut adalah sebuah jawaban, perbuatan aniyaya sebagian besar juga datang dari mulut, sangat rugilah mereka yang sering berbuat aniyaya sedangkan ia percaya bahwa suatu saat mereka akan mati. Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:

“seseorang mati karena lidahnya, dan seorang tidak mati karena tersandung kakinya, tersandung lidahnya akan menambah (pening) kepalanya, sedangkan tersandung kakinya akan sembuh perlahan”

Dari hal ini kita bisa belajar bahwa sangat rugi mereka yang sering tersandung karena lidahnya, dan mereka yang bicara baik atau diam mendapatkan sebuah jaminan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Shal bin Sa’id Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) sesuatu yang ada di dua janggutnya dan dua kakinya, kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.”
Sangat beruntung bukan bagi mereka yang lebih memilih berbicara baik atau diam, seperti yang dikatakan tersebut orang yang bisa menjaga sesuatau yang ada di dua janggut, tidak lain adalah mulut, dan sesuatu yang ada diantara kedua kakinya adalah kemaluan maka akan diberikan jaminan yaitu surga.

Hadist lainya yang membahas tentang bicara baik atau diam adalah dari Abu Hurairah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, nomer 6018; Muslim, no.47)
Jika kita mau berbicara, alangkah baiknya jika kita mau memikirkanya terlebih dahulu, jika apa yang kita keluarkan dari mulut tidak membuat orang lain merasa rugi atau sakit hati maka kita boleh untuk mengucapkanya, sedangkan jika kita ragu akan ucapan tersebut maka kita bisa menahanya. Ingatkan lagi pada diri kita untuk berbicara baik atau diam.

Orang yang lebih menggunakan akalnya yang pintar akan berbicara setelah ia bertanya kepada hatinya, jika setelah itu ia merasa bermanfaat maka dia akan berbicara, tetapi jika tidak bermanfaat maka ia memilih untuk diam, namun orang yang dalam keadaan jahil maka hatinya berada di bawah kendali lisan, dia tidak bisa mengontrol apa yang keluar dari mulut, dia akan mengeluarkan perkataan apa saja yang mereka ingin keluarkan.

Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Muslim, nomer 64, dengan arti:

“ada seseorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘siapakah orang muslim yang paling baik?’ beliau menjawab, ‘seseorang yang orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tanganya.”

Maka dari itu, sebaik baiknya orang adalah orang yang bisa memilih berbicara baik atau diam. Semoga dengan ini bisa membuat kita semu lebih bijak dalam menggunakan lisan.


Advertisement