-->

Apakah Kejahatan Diperlukan Agar Adanya Kebaikan?

 Apakah Kejahatan Diperlukan Agar Adanya Kebaikan?
 Apakah Kejahatan Diperlukan Agar Adanya Kebaikan?


 Apakah Kejahatan Diperlukan Agar Adanya Kebaikan?

Pertanyaan:
Ada yang berpendapat bahwa sesuatu akan diketahui dengan mengetahui yang bertentangan. Warna hitam diperlukan untuk mengenal warna putih, yang pahit diperlukan untuk mengerti yang manis. Yang buruk diperlukan untuk mengenal yang indah dan cantik.
Apakah kejahatan diperlukan untuk menghidupkan kebaikan?

Jawab:
Adanya kejahatan merupakan pendorong bagi manusia ke arah kebaikan karena itulah kejahatan harus ada tetapi ada untuk menopang kelangsungan kebaikan.

Umat Islam sering kali tidak mengindahkan agama disebabkan rasa malas atau lalai Oengah). Tetapi bila suatu saat agama mengalami penindasan, semangat dan cinta Islam akan bangkit dan orang tidak akan segan membela kehormatan agamanya.

Seolah-olah ada seruan, "Di sini terdapat kejahatan, berusahalah menentangnya dan melawannya."

Perbuatan iblis melawan Allah menggugah manusia mengenal Allah. Adanya kausekuler dan ateis menolong orang mempelajari dan menekuni ilmu agama. Kalau tidak ada orang jahat, tidak akan ada orang yang baik.

Kalau kesesatan tidak memuncak tidak akan ada Nabi dan Rasul yang diutus.
Para nabi dan rasul diutus untuk menumpas kekuasaan raja-raja dan penguasa yang sesat dan zalim yang menyeret umatnya ke lembah kehancuran. Golongan semacam itu hidup dalam kemewahan yang berlebih-lebihan, dan membiarkan rakyat banyak menderita dan sengsara

Firman Allah,

"...Dan orang-orangyang zalim hanya mementingkan kenikmatan mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orangorang yang berdosa." (Huud: 116)
Firman Allah,

"Dan Kami tidak mengutus pada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, 'Sesungguhnya kami mengingkari apayang kamu diutus untuk menyampaikannya.'" (Saba': 34)


Sumber Pustaka:
Sya’rawi, Muhammad Mutawai.  2007. Anda Bertanya Islam Menjawab. Diterjemahkan Oleh: Abu Abdillah Almansyur. Jakarta. Gema Insani

Advertisement