Arti
Wasilah dan Jihad Fl Sabilillah dalam Q.S Al-Maa'idah: 35
Pertanyaan:
Firman
Allah,
"Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah
jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah padajalan-Nya
supaya kamu mendapat keberuntungan (sukses)." (al-Maa'idah: 35)
Apa
arti al-wasilah dan jihad ft sabilillah dalam ayat ini?
Jawab:
Wasilah
dalam ayat ini berarti pendekatan kepada Allah swt.
yang harus selalu kita upayakan. Pendekatan yang paling utama dan paling
dikehendaki oleh agama ialah dengan meraih pahala-pahala dari Allah dan
taat sepenuhnya kepada-Nya dengan amal saleh dan dengan segala apa yang
diridhai-Nya.
Arti
lain dari wasilah ialah derajat tinggi di surga. Makna ini datang dari
sabda Nabi saw
"Bila
kamu mendengar seruan muazzin tirukanlah ucapannya lalu mohonkan (kepada Allah)
bagiku derajat yang tinggi (kelak di akhirat).
Dalam
hadits yang lain,
"Barangsiapa
memohon (kepada Allah) derajat tinggi bagiku, patut baginya
memperoleh syafaatku (kelak di akhirat)."
Pendekatan
diri kepada Allah ialah dengan apa yang sudah ditentukan dan
disyariatkan-Nya.
Pendekatan
manusia kepada manusia lazimnya dengan cara yang disenangi orang yang
didekati.
Firman
Allah dalam hadits Qudsi,
"Tiada
ada pendekatan bagi hamba-Ku kepada-Ku kecuali dengan apa yang Aku wajibkan
baginya. Dan selama hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan nawafil
(pengamalan sunnah) sehingga Aku menyukainya."
Amalan-amalan
yang wajib misalnya seperti melakukan shalat, puasa, zakat, haji,
berjihad, amar ma'ruf nahi mungkar, tidak mengganggu, dan merugikan
orang lain.
Bila
ingin lebih dekat lagi, kita dapat meraihnya dengan mengerjakan ibadah
sunnah seperti sedekah dan Iain-lain.
Dengan
demikian tidak dibenarkan mengerjakan macam ibadah yang tidak wajib atau
sunnah, atau macam ibadah yang dikarang dan diada-adakan oleh manusia,
sebab semua yang disebut ibadah sudah ada batas-batasnya. Ada kalanya
ibadah hasil ciptaan manusia dikatakan sunnah sebagai dalil, padahal itu
tidak benar.
Adapun
bertawasul kepada Allah dengan perantaraan nabi atau wali-wali yang saleh atau
kepada keduanya tidak akan bermanfaat bagi kita, sebab tidak akan dapat mengubah
situasi dan kondisi, dan tidak akan mengubah ketentuan dan takdir Allah,
meskipun kedudukan para nabi dan wali yang saleh tinggi di sisi Allah.
Para
nabi dan wali yang saleh tidak akan bersikap dan berlaku pura-pura memberikan
kepada manusia apa yang tidak layak diterimanya di sisi Allah.
Untuk
menghindarkan kita dari lingkaran khilaf, dengan tegas kami katakan bahwa arti wasilah
ialah pendekatan kepada Allah dengan ketaatan dan kepatuhan kepada perintah
dan larangan-Nya dan dengan amal saleh. Dengan demikian, kita tidak usah
melibatkan diri kita dalam urusan-urusan yang menyebabkan timbulnya
perselisihan.
Begitu
pula firman Allah,
"Orang-orang
yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada
Tuhan mereka, siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan
megharapkan ampunan-Nya dan takut akan azab-Nya, sesungguhnya azab
Rabb-mu adalah suatu yang hams ditakuti." (al-Isra': 57)
Adapun
arti berjihad di jalan Allah yaitu memeras tenaga, yang tidak hanya dikehendaki
dalam perang saja, tetapi juga dalam segala upaya persiapan perang. Bila kita
siap untuk mengorbankan jiwa, seluruh upaya dan gerak kehidupan akan selalu
menyertai kita.
Perang
membutuhkan alat dan tiada wujud bagi alat kecuali bila kita membuatnya. Allah
swt. yang telah menurunkan Al-QurNan sebagai petunjuk bagi manusia, menciptakan
pula besi dan baja yang disifatkan-Nya sebagai kekuatan yang bermanfaat bagi
manusia.
Firman
Allah,
"Sesungguhnya
Kami telah mengutus Rasul-Rasul kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-kitab
dan neraca keadilan supaya manusia dapat melaksanakan keadilan, dan Kami
ciptakan besi yang
padanya terdapat
kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, supaya mereka
mempergunakan besi itu, dan supaya Allah mengetahui siapayang menolong
agama-Nya dan Rasul- Rasul-Nya padahal Allah tiada dilihatnya. Sesungguhnya
Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa." (al-Hadiid: 25)
Segala
gerak hidup manusia adalah perjuangan (jihad) dan sebagai contohnya
ialah mengeluarkan besi dari perut bumi dan untuk dikelola dan
dimanfaatkan manusia untuk pembangunan.
Sumber
Pustaka:
Sya’rawi,
Muhammad Mutawai. 2007. Anda Bertanya Islam Menjawab.
Diterjemahkan Oleh: Abu Abdillah Almansyur. Jakarta. Gema Insani
Advertisement