Beban dan Kesanggupan
Pertanyaan:
Firman
Allah dalam surah al-Baqarah: 286,
"Allah
tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
Karena ayat
tersebut banyak orang tidak melaksanakan perintah-perintah Allah. Alasannya di
luar kemampuannya. Apakah alasan itu bisa diterima?
Jawab:
Mereka
membatasi dan memagari kesanggupan, lalu berbicara mengenai beban. Mereka
berkata, "Apakah kesanggupan yang kami batasi mampu melaksanakan beban itu
atau tidak?"
Allah
tahu persis kesanggupan seseorang. Allah tahu seberapa berat beban yang dipikul
pada seseorang. Allah tidak akan memberi beban melebihi kesanggupan hamba-Nya.
Apabila ternyata orang itu kemudian menjadi tidak sanggup, Allah akan
meringankannya.
Apabila
Anda dalam keadaan terpaksa, lupa, belum balig, sebagai musafir atau sakit,
beban itu diringankan.
Anda
tidak berhak menentukan kesanggupan. Sebab yang Anda katakan tidak sanggup,
orang lain justru sanggup melaksanakannya. Kalau benar orang lain sanggup,
mengapa Anda tidak?
Anda
beralasan bahwa tuntutan tugas-tugas dunia begitu banyak, sibuk terus setiap
hari, sehingga Anda abaikan tugastugas Allah. Perintah-perintah Allah tidak
Anda laksanakan. Anda kalahkan dengan tugas keduniaan, sampai menjadi tidak
seimbang.
Dengan demikian
yang dinamakan beban sudah beralih kepada kepentingan dunia. Beban keduniaan
dilaksanakan, sedang beban dari Allah diabaikan. Itu pertAnda jatuhnya nilai
kemanusiaannya. Sebab beban dari Allah adalah justru akan mengangkat
derajatnya. Anda jangan berkata, "Apabila Allah menghendaki, pasti dapat
mengokohkan hati saya agar saya dapat mengerjakan perintah dan menjauhi
larangan-Nya."
Ketika
iman disyariatkan, sepenuhnya Allah memberikan pilihan pada manusia. Terserah
manusia mau pilih yang mana. Godaan terus mengganggu manusia. Setan tidak akan
bosan mengajak. Untuk mencegahnya, Allah memberi obat
Sumber
Pustaka:
Sya’rawi,
Muhammad Mutawai. 2007. Anda Bertanya Islam Menjawab.
Diterjemahkan Oleh: Abu Abdillah Almansyur. Jakarta. Gema Insani
Advertisement