-->

WALI-WALI ALLAH

WALI-WALI ALLAH
WALI-WALI ALLAH


 WALI-WALI ALLAH
Pertanyaan:
Banyak orang datang kepada wali-wali, terutama dari kalangan awam menanyakan soal-soal gaib dan takdir?
jawab:
Allah swt. memilih dan menjadikan orang sebagai wali-Nya adalah karena upaya orang itu dalam mencapai keimanan dan ketakwaan kepada-Nya
Firman Allah,
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa." (Yunus:62-63)
Menurut ayat tersebut, yang dinamakan wali Allah yaitu orang yang beriman dan selalu bertakwa, taat, patuh, dan dekat kepada Allah. Mereka yang dekat kepada Allah adalah yang patuh dan taat kepada-Nya. Dan kepada mereka diberi karamah.
Yang memberi karamah adalah Allah. Bukan semua manusia yang taat atau yang saleh itu. Ada juga orang yang mendapat karamah dari Allah dan dia menjadi seorang yang insaf,sadar, patuh, dan taat.
Hukum Allah swt. tidak dapat ditentukan dengan sebab dan akibat. Kalau terjadinya segala sesuatu disebabkan hukum sebab-akibat, tentu orang yang durhaka akan putus asa kalau ia akan mendapat rahmat Allah.
Firman Nya,
"Bahwasanya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapanyangbaik
dari kami, mereka itu dijauhkan dari neraka." (al-Anbiyaa': 101)
Firman-Nya lagi,
"Dan orang-orang yang berijtihad untuk (mencari keridhaan) Kami, sungguh akan kami tunjukkan kepada mereka jalanjalan Kami." (al-Ankabuut: 69)

Orang yang paling dekat kepada Allah justru orang yang tidak mengetahui bahwa dirinya dekat kepada Allah dan Allah dekat kepadanya.
Orang yang paling sulit mendekatkan diri kepada Allah adalah ulama, mengapa? Karena mereka sering merasa bangga,angkuh, dan sombong dengan ilmu yang dimilikinya. Mereka juga sering berdebat dan saling menonjolkan kepAndaiannya.
Sebuah kisah terjadi pada masa Khalifah Umar r.a. ketika beliau shalat istisqa (mohon turun hujan). Tapi hujan tetap tidak turun. Beliau akhirnya pulang ke rumah. Di tengah jalan terlihat seorang budak hitam tua sedang melakukan shalat istisqa. Khalifah Umar terus memperhatikan. Selesai budak itu shalat, turun hujan dengan lebatnya. Sayyidina Umar r.a. menemui sahabat Anas r.a. dan meminta kesediaannya untuk mempertemukan dengan budak itu. Anas r.a. menduga bahwa Khalifah bermaksud hendak membeli budak itu. Dibawanya budak yang kekar dan sehat tersebut lalu dipertemukannya dengan Khalifah.
Budak itu berkata, "Ya Amirul Mukminin, masih ada lagi seorang tua yang sudah jompo dan tidak bisa bekerja apa-apa." Sayyidina Umar melihat dan berkata, "Oh, engkau orang yang aku lihat tadi."
Budak tua itu memAndang Khalifah Umar seraya berkata, "Ya Allah ya Tuhanku, sebagaimana Engkau membuka tabir rahasiaku kepada hamba-hamba-Mu, renggutlah nyawaku agar aku tidak menjadi penyebab fitnah."
Setelah berkata demikian, seketika itu juga budak yang saleh tersebut wafat
Dirahasiakannya segala yang gaib terhadap manusia merupakan suatu kenikmatan. Jika orang tahu kejadian-kejadian yang akan menimpa dirinya, satu saja, sungguh akan membuat dia susah dan bersedih. Lagi pula, apa gunanya tahu tentang raasalah-masalah gaib, jika menimpa dirinya tapi tidak mampu menghindar dan menolaknya.
Segala persoalan kita serahkan kepada Allah. Hanya Dia yang mengerti hamba yang wali. Manusia sama sekali tak mengerti.Kisah Sayyidina Umar r.a. dengan budak tua itu sebagai bukti nyata.
Orang yang diberi karamah sehingga menjadi orang yang patuh dan taat adalah orang-orang yang mendapat bimbingan dengan tiba-tiba. Pertama, Allah menariknya ke dalam lingkungan pengayom-Nya, lalu dia terjun ke tengah masyarakat
dengan contoh-contoh perilaku dan sikap mulia. Pada awalnya pengetahuannya dangkal. Kemudian memperdalam ilmu dan menjadi orang yang benar-benar pasrah dan tawakal kepada Allah swt.
Golongan kedua ialah yang dengan kepatuhan dan ketaatan terus meningkatkan ilmu dan perjuangannya sehingga jiwanya sampai ke tingkat puas dan diridhai Allah.
Orang yang mendapat kemuliaan (karamah) dari Allah tidak akan tahu apalagi mempergunakan sekehendak hati dan mengomersilkannya.


Sumber Pustaka:
Sya’rawi, Muhammad Mutawai.  2007. Anda Bertanya Islam Menjawab. Diterjemahkan Oleh: Abu Abdillah Almansyur. Jakarta. Gema Insani
Advertisement