Wanita dan Hijab
Pertanyaan:
Apakah
memakai hijab/kecudung itu wajib hukumnya?
Jawab:
Salah
satu masalah zaman kini ialah soal pakaian wanita. Banyak kita lihat wanita
berpakaian menampakkan aurat, bahkan setengah telanjang. Akibatnya, tentu saja
buruk
Wanita-wanita
seperti itu harus dinasihati dengan cara yang bijaksana, halus, dan menyenangkan.
Tidak dengan emosi atau fanatisme yang berlebih-lebihan. Yang penting
diselamatkan dulu batin, jiwa, dan nafsunya. Ditanamkan rasa iman ke dalam
jiwanya. Setelah kuat imannya, dia sendiri akan mencari perlindungan dari
godaan setan.
Jadi,
ciptakan dulu ketenangan dalam batinnya, setelah itu akan lahir iman dari dalam
jiwanya dalam wujud penampilan lahiriahnya.
Keimanan
batin harus lebih diprioritaskan dari keimanan lahiriah. Dari situ akan tampak
segala yang baik, berupa akhlak, budi pekerti dari tingkah lakunya.
Tuntunan
syariat agama bagi kaum wanita akan lebih memelihara ketenteraman rumah tangga
serta menjaga ketenangan dan keselamatan masyarakat. Pria dan wanita sama-sama
mempunyai nafsu dan daya tarik. Karenanya, berbusana sebagaimana ketentuan
seorang muslimah, berkerudung, berjilbab dan menutup bagian tubuh yang bisa
menimbulkan rangsangan bagi pria akan dapat mencegah dari pAndangan bebas dan
daya tarik laki-laki.
Hasrat
dan keinginan wanita untuk memiliki pria tidak bisa dielakkan. Bila wanita
melihat pemuda gagah, ganteng, bertubuh indah, hormon wanitanya menggugah dan
timbul hasrat serta syahwatnya. Tetapi pendidikan dan jiwa agamanya memaksa
menahan nafsunya sehingga menekan dan menahan daya tarik itu. Kalau tidak punya
penahan itu, mudah saja hasrat dan keinginan laki-laki akan tertarik bergabung
bersama nafsu wanita, kemudian timbul hubungan bebas.
Allah
swt. memerintahkan pria dan wanita untuk menahan pAndangannya agar terhindar
dari godaan dan rayuan daya tarik (idrak) yang jiwa dibiarkan akan
meningkat menjadi hasrat dan keinginan (wijdan) dan akhirnya pula akan
menghindarkan dari bahaya untuk memiliki (nuzuu') sesuatu yang
terlarang.
Jika
bisa menuruti perintah itu dan memiliki iman yang kokoh, cintanya kepada Allah
akan sampai ke tingkat yang paling tinggi. Jasad tubuhnya menjadi suci serupa
sucinya malaikat yang tidak pernah ternoda oleh kotoran maksiat. Nilai fisik
jasmani tidak berarti apa-apa dibanding kesucian rohani. Waktu dan umur akan
mengubah bentuk jasmani dan keterampilannya. Tetapi jiwa dan rohani yang suci
dan bersih akan tetap segar dan sehat.
Sumber
Pustaka:
Sya’rawi,
Muhammad Mutawai. 2007. Anda Bertanya Islam Menjawab.
Diterjemahkan Oleh: Abu Abdillah Almansyur. Jakarta. Gema Insani
Advertisement