-->

Amanat Allah Kepada Manusia

Amanat Allah Kepada Manusia
Amanat Allah Kepada Manusia


 Amanat Allah Kepada Manusia

Pertanyaan:
Allah berfirman,

"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit bumi dan gunung-gunung, semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (al-Ahzab: 72)

Apakah arti amanah dalam ayat ini?
Jawab:
Allah swt. mengemukakan amanah sebagai tawaran dan bukan tugas paksa, jadi yang ditawari berhak untuk menerima atau menolak. Enggan untuk memikul amanah bukan berarti langit, bumi, dan gunung-gunung itu menentang, tetapi khawatir kalau tidak mampu melaksanakannya.

Langit, bumi, dan gunung-gunung memilih menjadi makhluk Allah yang menjalani perintah saja dan bukan makhluk yang mempunyai kemampuan memilih. Manusia menerima amanah Allah itu, yaitu pilihan.

Manusia kurang memperhitungkan kemampuan dirinya bahwa dia akan menghadapi godaan dan rayuan hidup. Oleh karena itu, Allah swt. menyebut sifat manusia "Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh."

Seolah-olah Allah swt. berfirman kepadanya,
"Hai manusia janganlah bersifat bangga ketika memikul amanah, tetapi kenalilah dirimu sendiri saat melaksanakan amanah (tugas) itu."

Manusia memperebutkan kedudukan dan jabatan tetapi dia akan tahu dirinya dan mengukur kemampuannya sendiri saat melaksanakan amanah itu.

Dijelaskan oleh Ust. Muhammad Abduh Tuasikal, MSc (dalam rumaysho.com) bahwa Amanat berat telah disematkan pada manusia. Amanat ini berupa perintah dan larangan dari Allah. Ada manusia yang bisa memikul beban ini secara lahir dan batin, merekalah orang-orang beriman. Dan ada yang menerimanya dengan melakukan kemunafikan dan kesyirikan.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh” (QS. Al Ahzab: 72).

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di rahimahullah berkata,

Allah Ta’ala menerangkan mengenai beratnya amanat yang diemban. Amanat ini adalah menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amanat ini ditunaikan dalam keadaan diam-diam atau tersembunyi, sebagaimana pula terang-terangan. Asalnya, Allah memberikan beban ini kepada makhluk yang besar seperti langit, bumi dan gunung. Jika amanat ini ditunaikan, maka akan memperoleh pahala yang besar. Namun jika dilanggar, maka akan memperoleh hukuman. Karena makhluk-makhluk ini takut tidak bisa mengembannya, bukan karena mereka ingin durhaka pada Rabb mereka atau ingin sedikit saja menuai pahala.

Lalu amanat tersebut diembankan pada manusia dengan syarat yang telah disebutkan. Mereka mengemban dan memikulnya, namun dalam keadaan berbuat zalim disertai kebodohan. Mereka senyatanya telah memikul beban yang teramat berat.

Dilihat dari menjalankan amanat ataukah tidak, manusia dibagi menjadi tiga:

1- Kaum munafik, yaitu yang secara lahir nampak memikul amanat, namun secara batin tidak.
2- Kaum musyrik, yaitu yang secara lahir dan batin tidak menjalankan amanat tersebut.
3- Kaum mukmin, yaitu yang secara lahir dan batin menjalankan amanat dengan baik.
Mengenai tiga golongan tersebut dijelaskan amalan, pahala dan balasan bagi mereka pada ayat selanjutnya. Allah Ta’ala berfirman,

لِيُعَذِّبَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْمُشْرِكِينَ وَالْمُشْرِكَاتِ وَيَتُوبَ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

“Sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 73).

Segala puji bagi Allah. Ayat terakhir ini, Allah tutup dengan menyebutkan dua nama-Nya yang mulia yang menunjukkan kemahasempurnaan ampunan, rahmat srta karunia Allah. Sedangkan kebanyakan makhluk tidak mensyukuri ampunan dan rahmat-Nya, malah membalasnya dengan berbuat kemunafikan dan kesyirikan.” (Taisir Al Karimir Rahman, 673-674).

Ada dua sebab kata Ibnu Taimiyah rahimahullah yang disimpulkan dari ayat ini bahwa manusia itu sulit memikul amanat yang Allah bebankan. Dua sebab itu adalah: (1) zalim, (2) tidak memiliki ilmu. Zalim dan tidak memiliki ilmu adalah dua sifat yang hampir berdekatan. Orang yang bodoh tidak tahu dirinya zalim. Sedangkan orang yang zalim adalah orang yang hakekatnya itu bodoh yang menghalanginya untuk meraih ilmu. (Lihat Tafsir Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 5: 279-280).

Semoga Allah menghindarkan kita dari sifat zalim dan bodoh sehingga kita bisa memikul amanat berat yang Allah bebankan untuk menjalani perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Wallahu waliyyut taufiq.



Sumber: https://rumaysho.com/3418-amanat-berat-pada-manusia.html


Sumber Pustaka:
Sya’rawi, Muhammad Mutawai.  2007. Anda Bertanya Islam Menjawab. Diterjemahkan Oleh: Abu Abdillah Almansyur. Jakarta. Gema Insani

Advertisement