-->

Bagaimana Bisa Menggabungkan Rasa Harap dan Cemas dalam Berdoa?

Bagaimana Bisa Menggabungkan Rasa Harap dan Cemas dalam Berdoa?
Bagaimana Bisa Menggabungkan Rasa Harap dan Cemas dalam Berdoa?


Bagaimana Bisa Menggabungkan Rasa Harap dan Cemas dalam Berdoa?

Pertanyaan:
Allah menjelaskan dalam Al-Qur'an tentang sikap orang-orang yang saleh dalam berdoa,
"Bahwasanya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas." (al- Anbiyaa': 90)

Bagaimana bisa digabung dua sikap harapan dan kecemasan dalam melakukan doa?

Jawab:
Yang dimaksud harapan dalam berdoa yaitu selalu menuju kepada Allah dengan perasaan khusyuk dan pasrah. Ini sikap yang awet untuk menjalin hubungan manusia kepada Allah. Apabila melakukan kebajikan, dia mohon kepada Allah agar menerima-Nya. Apabila mengerjakan amal saleh, dia mohon agar dikaruniai keberkahan. Apabila mendapat kesulitan, dia mohon agar diringankan. Apabila memperoleh kebaikan, dia bersyukur dan memohon agar tidak dijadikan fitnah. Apabila melangkahkan kaki, dia mohon agar diberi taufik. Apabila mengambil keputusan, dia mohon agar tidak menzalimi. Begitu seterusnya, dia bersama Allah, mengharap ridha dan mengikuti tuntunan-Nya.

Sedang pengertian cemas yaitu takut kepada Allah, beriman kepada kekuatan dan kodrat-Nya. Doa dengan cemas membuatnya ingat kepada yang hidup dan ingat kepada yang menguasai segala kekuasaan. Dia yakin pula bahwa Allah selalu mengawasi dan tidak pernah lengah atau tidur. Dia tidak akan mampu menipu Allah. Sebenarnya dia menipu dirinya sendiri. Dia lupa bahwa Allah memiliki segalanya dengan tanpa batas dan ikatan. Begitu juga jika menipu sesama manusia. Dia mengira akan memperoleh kemenangan serta sukses. Sebenarnya dia menipu dan merugikan diri sendiri. Semua itu karena dia tidak mengerti bahwa Allah tahu segala apa yang dia rahasiakan dan dia perbuat.



Sumber Pustaka:
Sya’rawi, Muhammad Mutawai.  2007. Anda Bertanya Islam Menjawab. Diterjemahkan Oleh: Abu Abdillah Almansyur. Jakarta. Gema Insani
Advertisement