Ibadah Haji Sebelum Islam
Pertanyaan:
Apakah
ada ibadah haji sebelum Islam? Kalau ada, apakah seperti yang kita lakukan
sekarang ini?
Jawab:
Kisah
Nabi Ibrahim a.s. dengan Ka'bah tercantum dalam Al-Qurvan, Firman Allah kepada
Nabi Ibrahim,
"Dan
serulah kepada manusia untuh mengerjakan haji, niscaya mereka akan dating
kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari
segenap penjuru Yang jauh." (al-Hajj: 27)
Berpedoman
dengan ayat tersebut, jelas bahwa ibadah haji pertama bukan oleh Nabi Ibrahim.
Firman-Nya,
"Sesungguhnya
rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat
beribadah) manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi
dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.
" (Ali Imran:
96)
Ahlul
Kitab (Nasrani-Yahudi) mengatakan bahwa rumah ibadah yang pertama dibangun
berada di Baitul Maqdis (Jerusalem) Karenanya Allah membantah dengan ayat
tersebut di atas.
Arti
dibangun untuk manusia ialah sudah dibangun sejak adanya manusia pertama yaitu
Adam. Ada pendapat bahwa bangunan itu sudah ada sebelum Adam diturunkan ke
bumi. Rumah ibadah pertama ada sebelum Nabi Ibrahim. Karenanya penyelenggaraan
ibadah haji pertama sebelum seruan Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim a.s. datang ke
tempat Ka'bah (Baitul Haram) bersama istri dan putra tunggalnya Ismail yang
masih bayi lalu berdoa.
Firman
Allah,
"Ya
Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku
di lembah yang tidak mempunyai tanamtanaman di dekat rumah Engkau
(Baitul Haram) yang dihormati. Ya Tuhan kami (dengan demikian itu) agar
mereka mendirikan shalat." (Ibrahim: 37)
Nabi
Ibrahim dan Ismail hanyalah meninggikan dasar-dasar bangunan Ka'bah, sesuai
firman Allah,
"Dan
(ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar
Baitullah beserta Ismail." (al-Baqarah: 127)
Membina
dasar-dasarnya berarti dasar itu sudah ada sebelum Ibrahim a.s. mungkin karena
sebab tertentu. Yang roboh adalah fisiknya tetapi spiritualnya hidup terus dan
dilanjutkan oleh Ibrahim a.s. dengan seruannya itu.
Seruan
Ibrahim a.s. agar manusia datang untuk berhaji diteruskan oleh ajaran
Rasulullah Muhammad saw. (yang juga keturunan Ibrahim a.s.). Sesuai perintah
Allah termaktub dalam Al-Quran surah an-Nahl: 123,
"Kemudian
Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), Ikutilah agama Ibrahim
seorang yang hanij, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Allah."
Inti
ibadah haji yang sesuai ajaran Islam antara Ibrahim dan Ismail dengan Muhammad
adalah sama sesuai firman-Nya di atas. Pelaksanaan ibadah haji oleh kaum
Quraisy yang mengaku sebagai
penganut Ibrahim dan Ismail yang hanif adalah menyimpang. Mereka mengubah-ubah
dengan menyembah berhala sesuai firman-Nya,
"Sembahyang
mereka di sekitar Baitullah (Ka'bah) itu lain tidak hanya
siulan dan tepukan tangan. Sebab itu rasakanlah azab disebabkan
kekafiranmu itu." (al-Anfaal: 35)
Sumber
Pustaka:
Sya’rawi,
Muhammad Mutawai. 2007. Anda Bertanya Islam Menjawab.
Diterjemahkan Oleh: Abu Abdillah Almansyur. Jakarta. Gema Insani
Advertisement