Jual-Beli Nyawa
Pertanyaan:
Apakah
arti ayat,
"Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan
memberikan surga untuk mereka...." (at-Taubah:
111)
Jawab:
Yang
membeli Allah dan yang dibeli jiwa orang-orang mukmin dengan surga. Tujuan
hidup manusia ialah hidup senang bahagia. Betapapun harga surga hendaklah tiap
orang mukmin bersegera mencapai dan memperolehnya.
Untuk
meraih itu seorang sahabat yang ikut berperang bersama Rasulullah saw.
bertanya, "Ya Rasulullah, bukankah jarak antara aku dan surga hanya aku
terjun ke kancah peperangan, bertempur, dan kemudian aku terbunuh?"
Rasulullah
menjawab, "Ya."
Orang
itu sedang mengunyah kurma dan tangannya menggenggam beberapa biji lagi. Merasa
terlalu lama hidup hanya sekadar menelan yang dikunyah dan menghabiskan yang di
tangan, sahabat itu membuang kurma yang sedang dikunyah dan yang digenggam
kemudian terjun ke tengah medan. Dia gugur!
Contoh
kedua bagaimana harga yang sangat tinggi yaitu surga telah mengikat hati
seorang sahabat yang uzur dan dibebaskan wajib perang karena dia pincang.
Amru
Ibnul Jamuh namanya, tetapi berkeras hati ingin ikut berperang. Anak-anaknya
mencegahnya, "Ayah, cukup kami saja yang berperang sebagai pengganti
ayah." Dia tetap bersikeras hati namun anak-anaknya tetap melarangnya.
Akhirnya
dia pergi menemui Rasulullah saw., ” "Ya Rasululah, anak-anakku melarang
aku ikut berperang." Rasulullah saw. bersabda, "Allah telah
membebaskan kamu dari kewajiban berperang. Tidak ada dosa atas orang yang buta,
pincang, dan sakit apabila tidak ikut berperang."
Amru
Ibnul Jamuh menjawab, "Demi Allah ya Rasulullah, saya ingin menginjak
surga dengan kakiku yang pincang ini." Rasulullah saw. tersenyum dan minta
kepada anak-anaknya agar mengizinkan ayah mereka ikut berperang. Kematian tidak
bisa dielakkan oleh siapa pun. Mengapa dia tidak memilih mati dengan harga
mahal? Mengapa dia tidak mati dengan jual beli yang mahal?
Dalam
pAndangan manusia dia mati, tetapi yang sebenarnya dia tetap hidup sampai hari
kiamat. Hidup dengan meraperoleh rezeki,
Alangkah
tingginya akal pikiran dan pertimbangan mereka. Kehidupan dan kemewahan dunia
mereka anggap remeh karena mereka hidup penuh keimanan dan keyakinan.
Apabila
seorang mukmin yakin bahwa yang melakukan jual beli adalah Allah dan yakin akan
kebenaran janji Allah, sudah sepantasnya tidak menyia-nyiakan waktu dan
kesempatan. Dia harus yakin pasti akan mati baik ikut berperang ataupun tidak.
Sumber
Pustaka:
Sya’rawi,
Muhammad Mutawai. 2007. Anda Bertanya Islam Menjawab.
Diterjemahkan Oleh: Abu Abdillah Almansyur. Jakarta. Gema Insani
Advertisement