Tersiksa karena Selalu Ingat Mati
Pertanyaan:
Setiap
saat aku selalu ingat mati. Tidak pernah lepas sedetik pun dari ingatan, baik
ketika tidur, bangun, siang atau malam, bahkan terasa mengalir dalam darahku.
Aku dengar suara bisikannya di telingaku, aku takut sekali, tidak mampu
melepaskan
diri darinya atau
lari dari bayang-bayang itu. Masalah ini membuat hidupku menjadi begitu
tersiksa yang menimbulkan rasa putus asa, sehingga tubuhku melemah dan terasa
sakit. Aku memandang hidup ini begitu
gelap yang diliputi awan tebal dan hitam. Aku putus harapan dan tidak bergairah
menghadapi hidup. Adakah obat penawar bagi jiwaku yang dapat memberikan
ketenangan dan gairah untuk hidup?
Jawab:
Wahai
putriku sayang, redakanlah gejolak hatimu. Kematian itu bukanlah seperti
apa yang engkau bayangkan. Kematian bukanlah akhir segala sesuatu.
Kematian adalah fase peralihan dari satu kehidupan kepada kehidupan yang
lain, dan keimanan merupakan paspor untuk mendapatkan kehidupan yang
bahagia sejahtera, yang dijanjikan Allah swt. untuk hamba-hamba- Nya
yang saleh.
Sesungguhnya
rahmat Allah lebih luas dari apa yang kauduga. Mungkin engkau pernah
mengalami suatu kejadian yang membuatmu terpukul, misalnya kematian
keluarga dekat yang paling kaucintai, dan engkau begitu menggantungkan
hidupmu padanya, sehingga ketika dia tiada, engkau bagai anak ayam
yang kehilangan induknya, tak tahu ke mana harus melangkah, dunia terasa
gelap dan tidak ada gairah hidup.
Engkau
harus sadar bahwa seorang mukmin hendaknya memang harus selalu mengingat
mati, tetapi bukan terus menerus mengingatnya, sehingga dapat mengganggumu
dalam melakukan aktivitas. Ingatlah mati, sekadar untuk mengatasi kesombongan
yang disebabkan karenakekayaan, pangkat, jabatan, atau ilmu yang kita miliki.
Sumber
Pustaka:
Sya’rawi,
Muhammad Mutawai. 2007. Anda Bertanya Islam Menjawab.
Diterjemahkan Oleh: Abu Abdillah Almansyur. Jakarta. Gema Insani
Advertisement