Pertanyaan:
Bagaimana hubungan antara nafsu dengan
setan?
Jawab:
Nafsu ialah jiwa dalam kehidupan dunia.
Begitu bayi lahir, ruh disebut nafsu. Selama masih berupa janin dalam kandungan
ibu disebut ruh.
Nafsu manusia diilhami oleh kedua
kekuatan. Pertama, fujur (kejahatan) clan kedua, kekuatan itu,
yang baik dan yang jahat saling berlawanan.
Kekuatan kebaikan sumbernya agama,
akal, dan kebijaksanaan. Sedangkan kekuatan kejahatan bersumber dari nafsu
angkara murka dan godaan setan. Karenanya, melakukan perbuatan jahat itu
terkadang didorong oleh nafsunya sendiri atau juga oleh bujukan dan rayuan
setan. Nabi Adam dan istrinya, Hawa, melanggar larangan Allah karena bujuk rayu
setan sehingga akhirnya nafsu kebendaannya condong untuk memperoleh apa yang
dijanjikan iblis.
Memang nafsu manusia cenderung
menyenangi maksiat, misalnya, mata ingin melihat yang haram. Nafsu seperti itu
cocok dengan nafsu kebendaannya. Jadi, jangan hanya menimpakan setiap
pelanggaran adalah karena kesalahan setan.
Setan datang kepada manusia, menggoda
dan mendorong terus agar manusia dalam meliliat yang baik menjadi buruk dan
sebaliknya yang buruk menjadi baik. Ia terus-menerus menggoda dengan tujuan
agar seluruh manusia masuk neraka. Setan lebih banyak menggoda kepada
orang-orang beriman dan yang mampu mengendalikan nafsu.
Apabila nafsu manusia sudah ditaklukkan
dan dikuasai oleh setan, jika ia diajak kepada yang baik akan menentang dan
menolaknya. Tetapi jika ajakan kepada yang jahat, tak kuasa untuk menolaknya.
Nafsunya tak mampu lagi mencegah melakukan perbuatan jahat, walaupun mengundang
bahaya buat dirinya.
Sumber Pustaka:
Sya’rawi,
Muhammad Mutawai. 2007. Anda Bertanya Islam Menjawab.
Diterjemahkan Oleh: Abu Abdillah Almansyur. Jakarta. Gema Insani
Advertisement