Pertanyaan:
Sifat iri dan dengki ada pada manusia,
sebagaimana Allah terangkan dalam Al-Qurvan. Dalam kaitan ini ada yang
berpendapat bahwa sifat seperti itu tidak berpengaruh pada tingkah laku dan
perangai seseorang. Apakah itu benar?
Jawab:
Segala persoalan timbul bukan karena
adanya suatu benda. Tetapi pengaruh yang ditimbulkan oleh perbuatan benda itu.
Sifat dengki memang ada pada setiap
manusia, sifat ini akan tidak menjadi masalah, kecuali bila digunakan terhadap
suatu sasaran. Sebagaimana firman-Nya,
"Dan dari kejahatan
orang yang dengki apabila ia dengki." (al-Falaq: 5)
Bahaya akan datang bila dengki itu
dijadikan dalam suatu perbuatan. Jika perasaan dengki itu ditenggelamkan, tidak
akan menimbulkan kerugian pada orang lain. Manusia, ada yang bisa menghilangkan
perasaan dengkinya, ada pula yang tidak. Terkadang, jika melihat orang lain
mendapat kenikmatan, timbul rasa dengkinya. Apabila seseorang dapat menerima
dengan perasaan ridha dan tidak iri hati, akan dapat tertutup dari pintu
kejahatan. Apabila melihat orang lain mendapat kenikmatan, sebaiknya berucap, "Masya
Allah, laa quwata ilia billah." Ucapan itu dapat mematikan
perasaan iri hati dan dengki.
Perwujudan dari rasa iri atau dengki
bermacam-macam. Bisa dengan menzalimi, bisa dengan menganiaya, bisa dengan
membunuh. Bisa juga sifat itu diwujudkan dengan lewat kekuatan mata.
Sebagaimana sabda Rasulullah,
"Apabila ada suatu yang bisa
mendahului takdir, itu adalah
pengaruh mata."
Artinya yakni pandangan mata tajam dari
orang yang iri dan dengki.
Sumber Pustaka:
Sya’rawi,
Muhammad Mutawai. 2007. Anda Bertanya Islam Menjawab.
Diterjemahkan Oleh: Abu Abdillah Almansyur. Jakarta. Gema Insani
Advertisement