Sudah menjadi sifat manusia
ketika mereka mendapatkan kebaikan dari orang lain maka akan cenderung
mencintai orang yang memberi kebaikan tersebut karena apa yang telah ia
berikan. Padahal perlu kita ketahui bersama bahwa tidak ada sesorang yang
melakukan kebaikan kecuali mendapatkan hidayah dari Allah untuk melakukan
kebaikan pada kita, tidak ada suatu kebaikan yang dirasakan oleh manusia atau
makluk ciptaan-Nya kecuali berasal dari Allah. Lantas siapa yang lebih berhak
engkau cintai?
Cinta Allah kepada para
hamba-hambanya adalah cinta yang tak terbatas, besarnya cinta Allah kepada para
hamba-hambanya tidak bisa kita samakan dengan cinta siapapun, hal ini bisa kita
lihat pada surat Al – A’araf ayat 156 yang artinya
“rahmat (kasih sayang) ku
meliputi segalanya” lantas siapa yang lebih berhak engkau cintai?
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menggambarkan kasih sayang Allah SWT kepada para
hamba-hambanya dengan jumlah seratus. Sedangkan yang sembilan puluh sembilan
disimpan dan sedangkan yang satu dibagi-bagikan yang meliputi seluruh kebutuhan
hamba-hambanya. Sehubungan dengan hal tersebut tentu kita tahu cinta Allah
kepada para hamba-hambanya sangatlah luas bahkan satu dari seratus bisa
mencukupi seluruh kebutuhan.
Jika kita mau berpikir
mengenai bukti Allah kepada para hamba-hambanya kita akan mendapatkan banyak
sekali bukti. Salah satunya berupa Kitab Suci Al-Qur’an yang bisa kita jadikan
pedoman dalam menjalani hidup ini dengan bahagia.coba kita lihat surat Al-Baqoroh
“kitab ini tidak ada keraguan padanya, (merupakan)petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa” dengan memahami isi dari kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan Allah ini
kita bisa mendapatkan kebahagian dunia dan akirat, lantas siapa yang lebih
berhak engkau cintai?
Kebaikan Allah yang meiliputi
segala yang dibutuhkan manusia terus diberikan, walau manusia-manusia terus
melakukan perbuatan yang tidak disukai Allah. Meskipun manusia selalu berbuat
maksiat sedangkan manusia tahu hal ini dilarang oleh Allah, lantas Allah tidak
mengurangi sedikitpun kebaikan-kebaikan yang diturnkan kepada para
hamba-hambanya. Jika demikian siapa yang berhak engkau cintai?
Perlu kita ketahui tidak ada
makluk yang mencintai kecuali salah satu dari mereka membutuhkan,tidak ada
makluk yang saling mencintai kecuali dua-duanya saling membuthkan. Sementara
Allah Dia menuntut kecintaan makluk-makluknya kepada Allah hanya demi kebaikan
para hamba-hambanya.
Tidak ada satu orangpun yang
sudi engkau ajak untuk bergaul, jika mereka merasa tidak mendapatkan sebuah
keuntungan dengan bergaul kepadamu. Namun Allah mengajak para hamba-hambanya
agar para hamba-hambanya mendapatkan keuntungan. Setiap keburukan akan dibalas,
dan ini pun sangatlah mudah untuk di hapuskan. Apakah dari mereka yang kau ajak
bergaul bisa menghapus kesalahan yang telah menyakiti hatinya dengan mudah?
Lantas jika demikian siapa yang lebih berhak engkau cintai? Tentu kita semua
sudah bisa mendapatkan jawabanya
Semoga dengan tulisan ini
kita bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi, amin
*wallahu a’lam
Advertisement