Perkara maksiat tidak mungkin tidak di lakukan oleh manusia
baik sengaja maupun tidak sengaja. Namun sebenarnya ada cara untuk mencegah
maksiat. Adapun cara dan usaha untuk menghindari perbuatan maksiat adalah
sebagai berikut:
Pertama, untuk mencegah maksiat anda harus menganggap bahwa
dosa anda sudah besar dan banyak. Seperti yang dikatakan Abdullah bin mas’ud
radhiallahu anhu, “bahwa orang beriman akan melihat dosa-dosanya seperti dia
sedang duduk dibawah gunung, dia takut gunung tersebut akan menimpanya.
Sedangkan orang fajir melihat dosanya hanya seperti lalat yang hinggap di hidungnya”
Kedua, untuk mencegah maksiat jangan terbisa meremehkan
dosa. Dosa kecil sekalipun jika kita meremehkanya, maka kita akan terus mengulanginya.
Justru dosa seperti itulah yang membuat kita tidak sadar bahwa dosa itu terus
bertambah setiap harinya. Jika sering meremehkan dosa kecil,maka kita akan merasa ringan untuk melakukann dosa
besar.
Ketiga untuk mencegah maksiat anda harus melakukan taubatan
nasuha. Bertaubat berarti kita menyadari semua dosa yang kita lakukan sehingga
kita akan terus berusaha memperbaiki diri. Ketika sudah melakukan taubatan
nasuha kita akan berusaha untuk tidak mengulangi dosa itu lagi. Jika terulang
kembali, maka kita harus bertaubat lagi, begitu seterusnya.
Keempat untuk mencegah maksiat harus menjauhi faktor
kemaksiatan. Faktor tersebut bisa hadir dari orang disekitar kita, maka kita
harus bersanding dengan orang-orang shaleh. Bukan dengan orang-orang yang akan
membawa kita kejalan kemaksiatan. Kelima, kita harus selalu beristighfar. Kita
bisa mengucapkanya ketika melakukan dosa, setelah melakukan ketaatan, sebagai
dzikir sehari-hari dan beristighfar setiap saat.
Keenam tanamkan rasa takut kepada balasan Allah. Sebelum
melakukan kemaksiatan, ingatlah bahwa setiap perbuatan akan diberikan balasan,
dan balasan kemaksiatan adalah neraka. Ingat juga betapa singkat hidup sehingga
kita tidak tahu kapan kita akan kembali padanya.
Terakhir,
untuk mencegah maksiat jangan mencela orang lain yang melakukan perbuatan dosa.
Allah akan menutup setiap aib umatnya, sehingga kita tidak diperbolehkan
mencela atau membicarakanya dengan orang lain. Mencela dosa orang lain hanya
akan menambah dosa kita, karena kita tidak mengoreksi dosa pada diri sendiri
dan justru mengoreksi dosa orang lain.
Advertisement