Surat Cinta Untuk Putriku Tercinta
Ketika angin zaman
menerpamu
Di atas cadas ataupun
lumpur cemar
Teruslah mewangi wahai
kuntumku
Tetaplah indah di padang
liar
Hingga kaulah yang akan
dipetik
Bismillahirrahmanirrahim…
Segala puji
hanyalah milik Allah Subhaanahu wa ta'ala, Raja semesta alam. Semoga Dia
senantiasa memberikan kekuatan dan kesabaran kepada kita dalam setiap pijakan
langkah di muka bumiNya. Selanjutnya, semoga salam dan sejahtera selalu
tercurah kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, seorang Nabi paling
akhir, manusia termulia serta kekasihNya yang kehadirannya telah dihadiahkan
bagi dunia yang gelap gulita sebagai satu-satunya teladan paripurna untuk
segenap makhluk yang hidup sesudahnya. Semoga keselamatan juga tetap terlimpah
kepada keluarganya, para sahabat beliau yang mulia, alim ulama serta seluruh
umat yang tak pernah henti dicintainya.
Putriku
terkasih,...!!
Memandang lelapmu
dalam dekapan sang ibu selama ini, selalu membuatku yakin bahwa segalanya akan
berjalan baik-baik saja. Menikmati lembut nafasmu di atas buaian, selalu
membuat nyaman perasaanku di saat itu. Lalu masamasa yang indah itu dengan
cepat telah berlalu. Dan usia terus saja mengambil jatahnya. Hingga ketika hari
telah berganti minggu, dan bulan pun menapak tahun, tiba-tiba baru kusadari
bahwa tak lama lagi kau akan lepas dari sisiku. Karena sudah tiba waktunya kau
harus pergi. Menjemput kehidupan milikmu sendiri. Ya, sudah saatnya kau harus
kulepaskan menuju kehidupan baru di luar sana.
Dunia luar! Adalah
sebuah tempat yang sama sekali tak ramah, putriku. Sebuah ruang di mana kau
harus mampu untuk tetap bertahan di tengah-tengah segala ancaman yang bakal
terus menghadangmu. Dengan bumi yang semakin tua serta dipenuhi oleh beragam
fasilitas yang seharusnya bisa lebih memudahkan kehidupan. Tapi ternyata semua
itu justru membuat realitas kehidupan makin bertambah kacau dan carut marut.
Hari-hari terakhir ini, segala bentuk kekerasan dan tindak jahiliyah sudah menampakkan diri secara
terangterangan. Pergaulan bebas dengan bermacam latar belakang dan sebabnya
telah makin menjauhkan manusia dari kehidupan yang ideal. Percampuran antara
pria dan wanita yang melanda setiap jengkal bumi telah menjadi pemandangan
biasa dan wajar. Dan tanpa disadari oleh siapa pun, ‘kewajaran’ itu mulai
menampakkan gejala-gejala yang membahayakan. Ya, berbagai macam dampak negatif
atas budaya ikhtilath (campur
baur antara laki-laki dan perempuan) mulai muncul. Dan lagi-lagi, kaum wanita
seperti dirimu adalah yang pertama kali merasakan akibatnya, langsung maupun
tidak. Lalu liputan dari berbagai media yang cuma berisikan berita-berita
memiriskan jiwa. Semuanya berlombalomba untuk menampilkan sisi bengis dan buram
wajah kehidupan. Kejahatan dan kemaksiatan di lingkungan sekitar kita hanyalah
masalah waktu. Tak ada lagi sebuah tempat pun yang benar-benar aman. Begitulah!
Ketika hari ini aku kembali lagi menatap dunia yang liar itu melalui jendela
rumah kita. Tiba-tiba telah digerakkanNya tanganku untuk menuliskan beberapa
patah kata yang ingin kutitipkan untukmu.
Maka hanya
kepadamulah wahai puteri tercinta, kutuliskan surat ini. Bersama baluran doa
restu serta curahan rasa cintaku yang tak pernah kering, akan kupintakan pada
Allah Subhaanahu wa ta'ala –Sang Pemilik setiap jiwa-, agar selalu melindungimu di dalam naungan keselamatan serta
ridha-Nya. Ketahuilah, bahwa aku sangat menyayangimu dan tak ingin kau kalah
oleh liciknya jebakan dunia.
Akhirnya, selamat
memasuki masamasa remaja, putriku! Jagalah selalu hati dan dirimu di setiap
tempat dan waktu.
Semoga Allah
Subhaanahu wa ta'ala membimbing kita semua.
Surabaya, Agustus
2003
Dikutip Dari e-book
“Sebab Mekarmu Hanya Sekali | Surat Cinta Untuk Putri
Tercinta”
karya Haikal Hira Habibillah
Sumber:
alsofwah.or.id
Disebarkan dalam bentuk ebook oleh
Pustaka el-Posowy
www.salafiyunpad.wordpress.com
Advertisement