SALAH satu di antara sederetan musibah atau fitnah
besar yang pernah menimpa umat Islam sejak abad pertama hijriah adalah
tersebarnya hadits-hadits palsu, yakni hadits yang dha'if dan maudhu' di
kalangan umat. Hal itu juga menimpa para ulama kecuali sederetan pakar hadits
dan kritikus yang dikehendaki Allah seperti Imam Ahmad, Bukhari, Ibnu Muin, Abi
Hatim ar-Razi, dan lain-lain. Tersebarnya hadits-hadits semacam itu di seluruh
wilayah Islam telah meninggalkan dampak negatif yang luar biasa. Diantaranya adalah
terjadinya perusakan akidah terhadap kaum muslim.
Sebagai kaum yang berpikir tentu tidak akan menelan
mentah-mentah hadits palsu dimana bukan merupakan sunah Rasulullah saw. Berikut
Salah satu hadits Palsu tersebut,
"Agama
adalah akal. Siapa yang tidak memiliki agama, tidak ada akal baginya."
Hadits tersebut batil. Diriwayatkan oleh Imam an-Nasa'i dari
Abi Malik Basyir bin Ghalib. Kemudian ia berkata, "Hadits ini adalah batil
munkar." Menurut saya, kelemahan hadits tersebut terletak pada seorang sanadnya
yang bernama Bisyir. Dia ini majhul (asing/tidak dikenal). Inilah yang
dinyatakan oleh al-Uzdi dan dikuatkan oleh adz-Dzahabi dalam kitab Mizanul-I'tidal
dan al-Asqalani dalam kitab Lisanul-Mizan.
Satu hal yang perlu
digarisbawahi di sini ialah bahwasanya semua riwayat/hadits yang menyatakan
keutamaan akal tidak ada yang sahih. Semua berkisar antara dha'if dan maudhu'.
Saya telah menelusuri semua riwayat tentang masalah keutamaan akal tersebut
dari awal. Di antaranya apa yang diutarakan oleh Abu Bakar bin Abid Dunya dalam
kitab al-Aqlu wa Fadhluhu. Di situ saya dapati ia menyebutkan,
"Riwayat ini tidaklah sahih."
Kemudian Ibnu Qayyim
dalam kitab al-Manaar halaman 25 menyatakan, "Hadits-hadits yang
berkenaan dengan akal semuanya dusta belaka."
Referensi hadits dari:
Silsilah Hadits Dha'if dan Maudhu'
Silsilatul-Ahaadiits adh-Dhaifah wal Maudhu'ah wa Atsaruhas-Sayyi' fil-Ummah
Muhammad Nashruddin al-Albani
Silsilatul-Ahaadiits adh-Dhaifah wal Maudhu'ah wa Atsaruhas-Sayyi' fil-Ummah
Muhammad Nashruddin al-Albani
Advertisement