Kemenangan Thalut
Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya
Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum
airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barang siapa tiada meminumnya, kecuali
menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku." Kemudian mereka
meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan
orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang
yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk
melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan
menemui Allah berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat
mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang
yang sabar." (QS Al Baqarah:249)
Dr.
Ahzami S. Jazuli dalam menafsirkan ayat ini menekankan akan pentingnya ujian
lapangan bagi pengembangan diri. Beliau melanjutkan, di antara keistimewaan
Islam adalah adanya sinkronisasi antara mitsali dan waqii (antara idealita
dengan realita). Penyebab kemenangan pasukan Thalut lainnya ialah, karena yang
ada dalam benak pengikut Thalut yang minoritas ketika mereka berperang: tujuan
mereka adalah bertemu dengan Allah SWT. Menurut Dr. Ahzami, mereka paham bahwa
kemenangan bisa diraih hanya semata-mata atas ijin Allah, bukan kepiawaian
berperang. Kemudian beliau menambahkan, kesabaran adalah syarat mutlak untuk
mendapatkan kemenangan.
Penafsiran
Dr. Ahzami sangat selaras seperti apa yang seperti penafsiran Sayyid Quthb
dalam tafsirnya Fi Zhilalil Quran, Sayyid mengatakan:
Kekuatan
yang tersimpan (tersedia) di dalam jiwa itu tidak lain adalah iradah (kemauan,
tekad, kehendak), yaitu iradah yang dapat mengendalikan syahwat dan keinginan,
yang tegar menghadapi kesulitan dan penderitaan, yang mampu mengungguli semua
kebutuhan dan keperluan, yang lebih mengutamakan ketaatan dan mengemban
tugas-tugas dan tanggung jawabnya sehingga mampu melewati ujian demi ujian.
Selanjutnya
Sayyid Quthb mengatakan bahwa tentara yang diperlukan itu bukan sekedar
jumlahnya besar, tetapi haruslah dengan hati yang kokoh, kemauan yang mantap,
iman yang teguh, dan konsisten di atas jalan yang lurus. Itulah yang menjadi
bekal bagi Thalut beserta pasukannya dalam mengalahkan Jalut dan tentaranya.
Kalau
begitu, kita tidak usah mundur sedikit pun untuk meraih sukses yang besar,
meski sumber daya kita terbatas. Mungkin modal materi kita kurang.
Mungkin
kita tidak memiliki karyawan profesional. Mungkin kita kurang memiliki ilmu
yang memadai, tetapi seperti pasukan Thalut, meskipun dengan segala
keterbatasan bisa memenangkan pertempuran jika bermodalkan hati yang kokoh,
kemauan yang mantap, iman yang teguh, serta konsisten dijalan yang lurus.
Kutipan dari free e-book;
Merenungi Ayat-ayat
Inspirator Vol 1 hlm 27-28
oleh: Rahmat ST
motivasi-islami.com
Advertisement