Bagimu Apa Yang Telah Kamu Usahakan
Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah
diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan
diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan. (QS.
Al Baqarah:134)
Mungkin orang tua kita hebat, mungkin pendahulu
kita hebat, tetapi yeng lebih penting ialah sehebat apa diri kita. Mungkin kita
bisa menikmati apa yang sudah diperoleh oleh para pendahulu kita, tetapi jika
kita hanya menikmati dan membangga-banggakan hasil pendahulu kita, itu tidak
ada artinya, karena yang hebat bukan diri kita, tetapi pendahulu kita.
Kita tidak akan mendapatkan apa-apa atas yang
dilakukan oleh pendahulu kita. Pahala mereka bagi mereka, kita tidak akan
kebagian kecuali kita memanfaatkan apa yang telah diperoleh oleh pendahulu kita
untuk tujuan yang baik. Kita boleh memanfaatkan yang sudah ada sebagai pijakan
perjuangan selanjutnya. Islam menginginkan perbaikan secara terus menerus. Kita
tidak bisa mengandalkan pada apa yang sudah dicapai oleh pendahulu kita.
Atau, jika pun pendahulu kita tidak baik. Itu bukan
alasan kita untuk mengikuti jejak mereka. Apa yang mereka lakukan untuk mereka.
Sekarang tinggal apa yang akan kita lakukan dan untuk diri kita sendiri. Kita
tidak akan diminta pertanggung jawaban atas apa yang diperlakukan oleh mereka.
Jadi apapun yang dilakukan oleh pendahulu kita, baik atau buruk, kita harus
tetap bertindak untuk diri kita.
Kutipan dari free e-book;
Merenungi Ayat-ayat
Inspirator Vol 1 hlm 38
oleh: Rahmat ST
motivasi-islami.com
Advertisement