Sholat dhuha merupakan suatusholat sunah yang dapat melancarkan rezeki dari
Allah SWT. Maka dari itu banya umat Islam yang menjalankan sholat sunah ini.
Alan tetapi ada sebuah hal yang belum banyak di ketahui umat Islam. Meskipun
sholatdhuha bila dilaksanakan dapat mendatangkan rezeki akan tetapi bila di
laksanakan pada waktu yang tidak di perbolehkan atau dalam kata lain waktu yang
di haramkan sholatdhuha tersebut dapat mendatangkan dosa. Maka dari itu waktu yang di haramkan tersebut
harus di ketahui agar sholatdhuha yang di jalankan dapat di terima oleh Allah
SWT.
Waktu yang di haramkan untuk sholatdhuha adalah saat sesudah subuh hingga
matahari terbit atau sekitar pukul 06.000 pagi sampai pukul 07.30 pagi. Dan
selain itu adalah saat masuk waktu dzuhur hingga tergelincirnya matahari atau
pukul 11.30 siang sampai 12.15 siang. Maka dari itu usahakan untuk tidak melakukan
sholat sunah dhuha pada waktu tersebut. Penentuan larangan tersebut juga berdasarkan
hadits Rasulullah Muhammad SAW.
Berikut hadits-haditsRosulullah Muhammad SAW yang menunjukan waktu-waktu
yang di haramkan untuk sholatdhuha.
Dari Ibnu Abbas berkata: “Datanglah orang-orang yang diridhai dan ia ridha
kepada mereka yaitu Umar, ia berkata bahwasanya Nabi shallallahu
'alaihiwasallam melarang sholat sesudah Subuh hingga matahari bersinar, dan
sesudah Asar hingga matahari terbenam.” [HR. Bukhari]
Dari Ibnu Umar berkata: “Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallam bersabda:
Apabila sinar matahari terbit maka akhirkanlah (jangan melakukan) sholat hingga
matahari tinggi. Dan apabila sinar matahari terbenam, maka akhirkanlah (jangan
melakukan) sholat hingga matahari terbenam”. [HR. Bukhari]
Rasulullah shallallahu 'alaihiwasallambersbda: “Matahari terbit dengan
diikuti setan. Pada waktu mulai terbit, matahari berada dekat dengan setan, dan
ketika telah mulai meninggi berpisah darinya. Pada waktu matahari berada tepat
di tengahtengah
langit, ia kembali dekat dengan setan, dan ketika telah zawal (condong ke
arah barat) ia berpisah darinya. Pada waktu hampir terbenam, ia dekat dengan
setan, dan setelah terbenam ia berpisah lagi darinya.” [HR. Nasa’i]
Advertisement