Apakah Mukjizat Para Nabi Merupakan Suatu Tantangan?
Pertanyaan:
Apakah
mukjizat para nabi merupakan suatu tantangan terhadap para pembangkang?
Jawab:
Mukjizat
adalah suatu kejadian di luar ketentuan hukum yang berlaku atau hukum
alam. Allah swt. memberikan mukjizat kepada para Nabi dan Rasul untuk
membuktikan kebenaran ajaran-Nya agar mereka (Nabi dan Rasul) lebih
kokoh dan mantap dalam menjalankan dakwah. Dengan mukjizat itu, Allah
meyakinkan manusia bahwa mereka adalah utusan-Nya yang mendapat
dukungan dan pembelaan dari langit.
Dukungan
dan pembelaan dari langit mampu melumpuhkan kemampuan hukum manusia yang
berlaku sehingga mereka tidak dapat menentangnya.
Jika
datang seseorang yang mengaku sebagai utusan Allah dengan membawa
risalah dan ajaran-Nya, apakah kaumnya langsung akan memercayainya?
Tentu tidak. Kaumnya akan minta bukti kebenaran pengakuannya. Karena
itulah setiap Rasul mempunyai mukjizat yang dapat membantunya dalam menyampaikan
risalah, dan setiap mereka mempunyai mukjizat yang berbeda-beda yang
sesuai dengan keadaan zamannya.
Pertama,
sebagai tantangan terhadap kemampuan kaum yang
didatangi para Rasul. Jika kaum yang dihadapi memiliki kemampuan puncak,
mukjizat Allah pun akan melebihi dan mengunggulinya. Misalnya untuk
menghadapi seorang dokter harus tampil menjadi dokter yang lebih pAndai. Untuk
menghadapi seorang juara angkat besi, harus tampil 'lebih tinggi kelasnya dan
kekuatannya.
Ada
pula mukjizat yang temporer yang tidak akan dapat diresapi dan dihayati orang
lain, seperti mukjizat Nabi Ibrahim a.s. ketika api tidak mampu membakar
tubuhnya, bahkan menjadi penyelamat dan pendingin bagi beliau.
Begitu
pula mukjizat Nabi Musa a.s. ketika tongkatnya berubah menjadi ular ganas yang
menelan habis seluruh ular ahli sihir para pendukung Fir'aun.
Adapun
Nabi Isa a.s. datang di teUgah kaumnya yang mahir dalam urusan pengobatan. Oleh
karena itu, apa yang dilakukannya mengungguli ilmu pengetahuan mereka dengan
menyembuhkan (bukan sekadar mengobati) orang yang menderita buta sejak lahir
dan penderita penyakit sopak. Tidak hanya itu, beliau juga mampu membuat seekor
burung dari tanah, kemudian ditiupnya dan menjadi seekor burung yang hidup.
Beliau dapat juga mengeluarkan orang mati dari kuburannya. Lalu hidup kembali,
dan dapat mengabarkan kepada kaumnya apa yang mereka makan dan apa yang mereka
simpan di rumah masing-masing.
Semua
itu tentu saja dengan izin Allah, sebagai jawaban atas tantangan kaumnya yang
selalu membangkang.
Adapun
Nabi Muhammad saw. datang di tengah kaum yang telah mencapai puncak kefasihan
berbahasa dan memiliki ilmu sastra yang tinggi. Jadi beliau membawa mukjizat
yang sesuai pula dengan jenis ilmu pengetahuan yang dimiliki kaumnya, yaitu
dengan membawa Al-Qurvan yang bahasa sastranya sungguh sempurna dan mampu
mencengangkan dan membungkam mereka. Karena itulah mereka menuduh Nabi sebagai
tukang sihir dan lain sebagainya. Mukjizat Al-Qur’an ntidak hanya dari segi
bahasa sastranya saja, tetapi tantangan dan juga jawaban terhadap manusia dan
jin sampai hari kiamat dengan terjadinya pembaharuan (tajdid) pada tiap
abad.
Mukjizat
dapat berupa penyimpangan dari hukum alam yang berlaku, dibarengi dengan
tantangan (atau tanpa tantangan) yang tidak dapat dibantah. Artinya Allah tidak
menantang manusia untuk mengadakan yang serupa. Mukjizat yang seperti ini
datang untuk membenarkan kejadian takdir dalam alam semesta sehingga manusia
tidak selamanya tunduk kepada hukum sebab akibat (kausal).
Seorang
mukmin harus menyerahkan kepada takdir Allah segala apa yang tidak dapat
diakibatkan oleh suatu sebab, karena Allah mampu melakukan segala sesuatu tanpa
ikatan dan batasan.
Mukjizat
yang menyimpang dari kebiasaan dan hukum alam tetapi tidak merupakan tantangan
ialah seperti kelahiran Nabi Isa a.s. yang tanpa ayah. Peristiwa itu
menimbulkan kegoncangan dalam masyarakat, tetapi itulah kehendak Allah swt,
seperti pula Dia yang telah menciptakan Adam tanpa bapak dan ibu. Menciptakan
Hawa dari tulang rusuk Adam dan menciptakan manusia dari ibu-bapak.
Begitu
pula istri Imran yang melahirkan Maryam dalam usia lanjut, dan Sarah istri
Ibrahim yang melahirkan Ishak setelah berusia sembilan puluh tahun.
Juga
mukjizat Nabi Musa a.s. yang dapat membelah lautan dengan memukulkan tongkatnya
ke laut (atas perintah Allah), untuk menyelamatkan Bani Israil dari pengejaran
pasukan Fir'aun dan untuk membuktikan kemampuan dan kehendak Allah swt. agar
manusia lebih beriman kepada-Nya.
Demikian
pula peristiwa Isra' dan Mikraj Nabi Muhammad saw. yang bukan merupakan
tantangan atau jawaban terhadap tantangan.
Adapun
satu-satunya dan sepenuhnya yang merupakan tantangan dan jawaban terhadap
tantangan bagi umat manusia sampai hari kiamat hanyalah mukjizat Al-Qur'an.
Sumber
Pustaka:
Sya’rawi,
Muhammad Mutawai. 2007. Anda Bertanya Islam Menjawab.
Diterjemahkan Oleh: Abu Abdillah Almansyur. Jakarta. Gema Insani
Advertisement