Terkadang
seorang wanita sering tidak merasa puas dengan apa yang sudah datang
menghampirinya. Seorang lelaki yang mungkin bisa membuatnya bahagia namun
terkadang untuk memandang sisi lain ia melepasnya pergi padahal bisa jadi
lelaki itulah yang akan menawarkan kebahagiaan hakiki.
Jika
seorang wanita mendambakan seorang pangeran berkuda putih yang datang
menjemputnya menuju istana kerajaannya namun yang datang malah seorang lelaki
sederhana dengan segala keterbatasan materinya, maka lelaki itu pun ditolak.
Sadarlah
bahwasanya kebahagiaan itu tidak terletak pada ukuran seberapa banyak harta
kekayaannya tetapi seberapa besar cintanya padamu, seberapa besar kesetiaannya
menjagamu sehingga engkau merasa dilindungi dan nyaman di dekatnya.
Memang
harta kekayaan bisa membuatmu bahagia akan tetapi itu bukanlah kebahagiaan yang
hakiki. Jika engkau menjadikan itu sebagai patokan dalam mencintai maka engkau
akan dihantui rasa gelisah yang berkepanjangan.
Engkau
tahu bahwasanya kekayaan bukanlah kebhagiaan utama namun kadangkala ketika rasa
ego diri menghampiri engkau lupa akan itu. Engkau terlupa bahwa lelaki
berbudipekerti baiklah yang seharusnya engkau pilih. Adakalanya engkau terlena
pada gelimangan harta disertai rupa sehingga ada lelaki baik yang datang
menghampirimu malah engkau membiarkannya pergi. Hingga suatu saat ketika engkau
disakiti oleh orang yang kau pilih karena apa yang dimilikinya, kau baru
menyadarinya bahwasanya cinta dan kasih sayang yang tulus tidak dapat dibeli
dengan gelimangan harta. Dan saat engkau hendak kembali ke orang yang baik
tadi, dia sudah dimiliki oleh orang lain dan ia bahagia bersama wanita lain
yang telah halal baginya.
Itulah
kenapa kita diberikan nalar untuk berpikir kedepan. Karena mencintai itu tidak
sebatas penawaran harta dan tahta akan tetapi bagaimana orang itu bisa menjaga
dirimu dan menjadi pemimpin yang baik bagi dirimu dan anak-anakmu kelak. J
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Advertisement