PERBANYAKLAH MENGINGAT KEMATIAN
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan”, yaitu kematian”.
(HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Tirmidzi). “Tiap-tiap umat
mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al
A’raf: 34). “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang
apabila. datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan” (QS. Al Munafiqun: 11). Renungkanlah Wahai Manusia : kamu akan dapati
dirimu dalam bahaya, karena kematian tidak ada batas waktu yang kita ketahui,
terkadang seorang manusia keluar dari rumahnya dan tidak kembali kepadanya
(karena mati), terkadang manusia duduk di atas kursi kantornya dan tidak bisa
bangun lagi (karena mati), terkadang seorang manusia tidur di atas kasurnya,
akan tetapi dia malah dibawa dari kasurnya ke tempat pemandian mayatnya (karena
mati).
Hal ini merupakan sebuah perkara yang
mewajibkan kita untuk menggunakan sebaiknya kesempatan umur, dengan taubat
kepada Allah Azza wa Jalla. Dan sudah sepantasnya manusia selalu merasa dirinya
bertaubat, kembali, menghadap kepada Allah, sehingga datang ajalnya dan dia
dalam sebaik-baiknya keadaan yang diinginkan.” Rasulullah saw bersabda:
“Perbanyaklah mengingat pemutuskan kelezatan, yaitu kematian, karena
sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan kesempitan
hidup, melainkan dia akan melapangkannya, dan tidaklah seseorang mengingatnya
ketika dalam keadaan lapang, melainkan dia akan menyempitkannya.” HR. Ibnu
HIbban dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’. “Barangsiapa yang banyak
mengingat kematian maka dimuliakan dengan tiga hal: “Bersegera taubat, puas
hati dan semangat ibadah, dan barangsiapa yg lupa kematian diberikan hukuman dengan
tiga hal; menunda taubat, tidak ridha dengan keadaan dan malas ibadah” “Aku
pernah bersama Rasulullah saw, lalu datang seorang lelaki dari kaum Anshar
mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam lalu
bertanya: “Wahai Rasulullah, orang beriman manakah yg paling terbaik?”, beliau
menjawab: “Yang paling baik akhlaknya”, orang ini bertanya lagi: “Lalu orang
beriman manakah yang paling berakal (cerdas)?”, beliau menjawab: “Yg paling
banyak mengingat kematian dan paling baik persiapannya setelah kematian,
merekalah yg berakal”. (HR. Ibnu Majah ) “Dunia sudah pergi meninggalkan, dan
akhirat datang menghampiri, dan setiap dari keduanya ada pengekornya, maka
jadilah kalian dari orang-orang yang mendambakan kehidupan akhirat dan jangan
kalian menjadi orang-orang yang mendambakan dunia, karena sesungguhnya hari ini
(di dunia) yang ada hanya amal perbuatan dan tidak ada hitungan dan besok (di
akhirat) yang ada hanya hitungan tidak ada amal.” (Lihat kitab Shahih Bukhari).
www.fastabiq.com
Semoga yang membaca, menulis dan membagikan pesan ini mendapat kebaikan dari Allah Subhanhu Wata'ala..
Amiin..
Advertisement