KISAH 1.
Qadhi Nuh bin Maryam adalah pemimpin sekaligus qadhi di Marwa
yang memiliki putri yang sangat cantik. Karena kecantikan sang putri, banyak
tokoh dan pembesar yang ingin memperistri putrinya itu.
Sang qadhi memiliki pembantu yang bertugas menjaga kebunnya.
Suatu saat Qadhi Nuh pergi ke kebun dan meminta sang pembantu agar memetik
anggur untuk dirinya. Sang pembantu pun memberikan anggur, yang ternyata
rasanya masam. Qadhi Nuh berkata, “Berikan yang manis!”
Sang pembantu kembali memetik anggur lain, yang ternyata rasanya
juga masam. Sang Qadhi mulai merasa jengkel, “Engkau tidak tahu mana yang manis
dan yang masam?”
Sang pembantu pun menjawab, “Ya, karena Anda memerintahkan saya
untuk menjaga kebun anggur ini, tidak untuk memakannya. Siapa yang tidak makan,
dia tidak tahu (rasanya).”
Sang Qadhi merasa takjub dengan pernyataan sang pembantu. Ia
menilai sang pembantu memiliki sifat jujur dan amanah. Akhirnya, sang Qadhi
menikahkan pembantu itu dengan putrinya. Dari pasangan pembantu dan putri qadhi
itu, lahirlah IBNU MUBARAK, ulama besar yang dikenal dengan keshalihan dan
keilmuannya (An-Nur as-Safir,
hlm. 442).
KISAH 2.
Cerita ini bermula ketika Umar sampai dipinggir kota dan
mendengar pembicaraan pelan dua wanita. Pembicaraan itu antara seorang ibu
dengan putrinya." Wahai anakku, campur saja susunya dengan air, agar
kelihatan lebih banyak," kata si ibu pelan, bahkan agak berbisik. "
Bagaimana saya harus melakukannya, sedangkan Amirul Mu'minin umar telah
mengeluarkan peraturan yang melarangnya?" jawab sang anak tersebut.
Ibu kembali berkata, " Campurlah,orang lain juga sering
melakukannya, tidak bakal ada yang tahu, apalagi khalifah Umar" Sang anak
menjawab," Walaupun Khalifah tidak mengetahuinya tapi Allah Swt
mengetahuinya,Bu"
Mendengar jawaban Anak tersebut Khalifah langsung pulang,dengan
mata berlinang dan hati berbunga, Ia sangat senang mengetahui kejujuran gadis
shaleh tersebut ditengah kemiskinannya, apalagi setelah khalifah mengetahui
bahwa kedua wanita,Ibu dan Anak tersebut adalah janda dan anak yatim dari
seorang syahid yang gugur sewaktu membela Islam.
Umar berpikir untuk menikahkan gadis itu dengan seorang laki-laki
yang shaleh dan pantas untuk gadis tersebut, Umar lama juga berpikir dan
menceritakan hal tersebut kepada sahabat yang lain.
Seorang sahabat ada yang menyelutuk," Bagaimana kalau kita
nikahkan dengan putra khalifah saja" ucapnya sambil tertawa. Mendengar
ucapan itu Umar langsung tersenyum dan beliau langsung setuju dengan usulan
sahabatnya tersebut dan bergegas memanggil putranya yang shaleh,Aashim.
Umar memanggil putranya dan menceritakan kejujuran gadis
tersebut, dan Umar meminta Aashim untuk segera menemui mereka,dan
berpesan:"Pergilah anakku. Lihatlah gadis itu,dan nikahilah dia. Semoga
lewat gadis itu akan lahir seorang keturunan yang mampu memimpin umat
islam".
Aashim, akhirnya menikahi gadis jujur itu, yang darinya lahir
seorang wanita (bernama Ummu Aashim) yang kemudian hari dinikahi oleh Abdul
Aziz bin Marwan. Dari pernikahan inilah akhirnya lahir seorang khalifah UMAR
BIN ABDUL AZIZ.
Demikianlah kisah tentang Mencari Sosok Menantu Untuk Menciptakan Generasi Unggul. Dua Kisah bagaimana Tanggung Jawab
Orang Tua dalam Memilihkan Jodoh Buat Anaknya, Ukuranya bukan Harta, Bukan
Tahta dan Bukan Paras yang Rupawan. Tapi Agama di atas Segalanya... dan
Hasilnya GENERASI YANG LUAR BIASA.
By Ust Fatih Karim
Sumber: Facebook
Advertisement