Oleh: Harun Yahya
Orang-orang beriman
bercita-cita memperoleh keridhaan, kasih sayang, dan surga Allah. Namun,
manusia diciptakan dalam keadaan lemah dan lupa sehingga manusia melakukan
banyak kesalahan dan memiliki banyak kelemahan. Allah Yang Maha Mengetahui
keadaan hamba-hamba- Nya dan Maha Pengasih dan Penyayang memberitahukan kita
bahwa Dia akan menghapus perbuatan buruk dari hamba-Nya yang ikhlas dan akan
memberikan kepada mereka pemeriksaan yang mudah:
“Adapun
orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa
dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya dengan gembira.”
(Q.s. al-Insyiqaq: 7-9).
Tentu saja Allah
tidak mengubah perbuatan buruk setiap orang menjadi kebaikan. Adapun sifat
orang-orang beriman yang perbuatan buruknya dihapus Allah dan diampuni-Nya
diberitahukan dalam al-Qur’an.
Orang-orang
yang Menjauhi Dosa-dosa Besar
Dalam sebuah ayat
Allah menyatakan:
“Jika
kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kamu dilarang mengerjakannya,
niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan Kami masukkan kamu ke tempat yang
mulia.” (Q.s. an-Nisa’: 31).
Orang-orang yang
beriman yang mengetahui fakta ini berbuat dengan sangat hati-hati dengan memperhatikan
batas-batas yang ditetapkan Allah, dan mereka menghindari hal-hal yang
dilarang. Jika mereka melakukan kesalahan karena kealpaannya, mereka segera
berpaling kepada Allah, bertobat, dan memohon ampunan.
Allah memberitahukan
kita dalam al-Qur’an tentang hamba-hamba-Nya yang tobatnya akan diterima. Dalam
hal ini, jika kita mengetahui perintah Allah, namun dengan sengaja kita
melakukan dosa dan berkata,
“Tidak apa-apa, apa
pun yang terjadi saya akan diampuni.” Perkataan ini benarbenar menunjukkan cara
berpikir yang salah, karena Allah mengampuni perbuatan dosa hambahamba- Nya
yang dilakukan karena kealpaan dan ia segera bertobat dan tidak berniat
mengulanginya lagi:
“Sesungguhnya
tobat di sisi Allah hanyalah tobat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran ketidaktahuan,
yang kemudian mereka bertobat dengan segera, maka mereka itulah yang
diterima tobatnya oleh Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan
hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, ia mengatakan,
‘Sesungguhnya saya bertobat sekarang.’ Dan tidak pula orang-orang yang mati
sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami
sediakan siksa yang pedih.” (Q.s. an-Nisa’: 17-8).
Sebagaimana
disebutkan dalam ayat di atas, menjauhi perbuatan dosa dengan sungguhsungguh sangatlah
penting jika seseorang ingin perbuatan-perbuatan buruknya dihapuskan, dan jika tidak
menginginkan penyesalan pada hari pengadilan kelak. Dalam pada itu, seorang
beriman yang melakukan suatu dosa, hendaknya secepatnya memohon ampun kepada
Allah.
Orang-orang
yang Sibuk Mengerjakan Amal Saleh
Dalam ayat lainnya,
Allah menyatakan bahwa Dia akan menutupi perbuatan buruk orangorang yang
beramal saleh. Sebagian dari ayat-ayat yang membicarakan masalah ini adalah
sebagai berikut:
“Pada
hari ketika Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, itulah hari ditampakkannya
kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan mengerjakan
amal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya
ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang besar.” (Q.s. at-Taghabun: 9).
“Kecuali
orang-orang yang bertobat, beriman, dan mengerjakan amal saleh, maka mereka itu
kejahatan mereka diganti dengan Allah dengan kebajikan. Dan Allah itu Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (Q.s.
al-Furqan: 70).
Setiap perbuatan dan
semua tindakan yang dilakukan untuk mencari karunia Allah adalah “amal saleh”.
Misalnya, perbuatan seperti menyampaikan perintah agama Allah kepada manusia,
memperingatkan seseorang yang tidak mau bertawakal kepada Allah atas
takdirnya, menjauhi seseorang dari menggunjing, memelihara rumah dan badan
agar tetap bersih, memperluas wawasan dengan membaca dan belajar,
berbicara dengan sopan, mengingatkan orang tentang akhirat, merawat orang
sakit, menunjukkan perasaan cinta dan kasih sayang kepada yang lebih tua,
mencari nafkah dengan cara yang halal sehingga hasilnya dapat digunakan
untuk kemanfaatan orang lain, mencegah kejahatan dengan kebaikan dan
kesabaran, semua itu merupakan amal saleh jika dilakukan untuk mencari
keridhaan Allah. Orang-orang yang menginginkan agar kesalahannya diampuni dan
diganti dengan kebaikan di akhirat, hendaknya selalu melakukan perbuatan
yang sangat diridhai Allah.
Untuk tujuan itu,
hendaknya kita selalu ingat perhitungan pada Hari Pengadilan. Tentunya menjadi
jelas bagaimanakah seseorang seharusnya berbuat, misalnya jika ia
diletakkan di depan api neraka, kemudian kepadanya diperlihatkan
perbuatan-perbuatan buruknya yang telah ia kerjakan semasa hidupnya,
kemudian diingatkan bahwa ia seharusnya berbuat benar agar diampuni.
Seseorang yang melihat
api neraka, yang mendengar keputusasaan, penyesalan, dan keluh kesah para
penghuni neraka yang mengalami siksaan yang pedih, dan yang menyaksikan
siksa neraka dengan matanya, tentu saja akan melakukan perbuatan yang sangat
diridhai Allah dan akan berusaha dengan sekuat tenaganya. Orang ini akan
mengerjakan shalat tepat pada waktunya, melakukan amal saleh, tidak akan
pernah lalai, tidak pernah berani melakukan perbuatan yang kurang diridhai
Allah, jika ia mengetahui bahwa ada perbuatan lainnya yang lebih
diridhai-Nya. Karena neraka yang ada di sisinya akan selalu
mengingatkannya tentang kehidupan yang kekal abadi dan siksaan Allah. Ia akan
segera melakukan apa yang diperintahkan oleh hati nuraninya. Ia akan
berhati-hati dalam menjaga shalatnya. Sehingga, dalam kehidupan di dunia
ini, perbuatan buruk bagi orang-orang yang melakukan amal saleh, takut kepada
Allah dan hari pengadilan, bagaikan orang yang melihat neraka lalu
dikembalikan ke dunia, atau bagaikan mereka selalu melihat api neraka di
sisinya sehingga ia segera melakukan kebaikan. Orang-orang yang beriman
ini merasa yakin tentang akhirat dan mereka sangat takut dengan azab
Allah dan berusaha menjauhinya.
Dikutip dari
buku “BEBERAPA RAHASIA AL-QUR’AN” karya Harun Yahya.
Copyright ©
2003 Harun Yahya Internasional
Disebarkan
oleh Alfithrahgp.com by info@harunyahya.com
Advertisement