Didalam dunia ini, terkadang kita menjalani sesuatu dengan hati yang
tidak ikhlas karena apa yang kita peroleh tidak sesuai dengan apa yang kita
inginkan. Lantas kita marah dan tidak mau menerima apa yang telah digariskan
oleh Allah terhadap kita. Lantas kita sedih, mengira bahwa hal tersebut akan
membuat kita gagal mendapatkan apa yang telah kita rencanakan, lantas kita
murung dan tidak mau melakukan apa-apa. Bersabarlah, kita tidak tahu apa yang
sudah ditetapkan oleh Allah kepada para hamba-hambanya, kadang dibalik
kekecewaan tersebut ternyata Allah yang Maha pemurah memberikan kebaikan yang
tidak pernah kita duga sebelumnya, yang tidak engkau sukai bisa jadi lebih
baik.
Sebaliknya, banyak orang yang menganggap mereka selalu bisa melakukan
apa yang mereka inginkan, dan berjuang mati-matian untuk mendapatkanya. Namun
ternyata setelah semua itu terlewati, kehampaanlah yang ia dapat. Tidak ada
salahnya dalam berusaha, namun kita harus tetap melibatkan Allah dalam semua
perkara. Cobalah untuk berdiam, merenungi segala apa yang
telah kita perbuat, berfikir apa yang sudah terjadi dan diperoleh, maka kita
akan menemukan apa yang telah digariskan Allah kepada kita baik itu berupa
cobaan atau hasil ada sesuatu yang benar-benar baik dan kita butuhkan. Kita
ingat kembali, yang tidak engkau sukai bisa jadi lebih baik.
Maka, pada saat Allah memberikan sebuah cobaan kepada kita, yakinlah
cobaan itu bisa kita lewati, bukankah Allah telah menjamin tidak akan
memberikan suatu masalah yang tidak kuat kita pikul, dan disaat seperti ini
kita harus selalu berprasangka baik kepada-Nya. Sudah menjadi kewajiban kita
untuk percaya apa yang digarikan Allah memang yang terbaik bagi kita, baik
untuk hal dunia mapun akhirat. Karena yang tidak engkau sukai bisa jadi lebih
baik, hal ini sesuai dengan firmanya QS. Al-Baqarah: 216 yang artinya:
“bisa jadi kamu membenci sesuatu, padahal
ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatum, padahal ia amat
buruk bagimu, Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui”
Coba
kita lihat kisah Nabi Musa ‘alaihissalam dengan ibunya, ketika beliau
dilemparkan oleh ibunya ke sungai, bukankah hal ini menunjukan kalau Ibu Nabi
Musa lebih rela anaknya jatuh kesungai dari pada harus jatuh ketangan keluarga
firaun?
Lihat juga kisah Nabi Yusuf ‘alaihissalam yang harus dimasukan kedalam
sumur dan selanjutnya di keluarkan oleh seorang kafilah dagang. Setelah itu
kita akan mendapatkan kebaikan yang sebelumnya tidak pernah terfikirkan oleh
manusia, hal inipun sama seperti kita, yang tidak engkau sukai bisa jadi lebih
baik.
Ketika kita mendapatkan suatu hasil yang tidak kita sukai, coba
yakinkan pada diri kita bahwa “yang tidak engkau sukai bisa jadi lebih baik”
ketika kita mendapatkan cobaan yakinkan lagi “yang tidak engkau sukai bisa jadi
lebih baik” dan begitu seterusnya. Berpikir baik terhadap ketetapan Allah
adalah wajib hukumnya.
Advertisement