Seringkali kita mendengar ada orang yang bertanya,
Mengapa kita harus beribadah?
Apakah Allah butuh ibadah kita?
Untuk mengetahui jawaban tersebut maka kita perlu tahu
tujuan utama beribadah itu untuk apa? Namun sebelum kita mencaritahu lebih jauh
apa sebenarnya tujuan utama beribadah, perlu kita ketahui makna dari ibadah itu
apa?
Berikut Definisi Ibadah oleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas yang
dilansir dari almanhaj.or.id;
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri
serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak
definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan
perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa
Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah
(kecintaan) yang paling tinggi.
3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang
dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan,
yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling
lengkap.
Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota
badan. Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal
(ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah
(yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan
syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati).
Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah
(fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan
dengan amalan hati, lisan dan badan.
Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia.
Allah berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا
أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ
ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
“Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah
Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” [Adz-Dzaariyaat:
56-58]
Allah Azza wa Jalla memberitahukan bahwa hikmah
penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah hanya kepada
Allah Azza wa Jalla. Dan Allah Mahakaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan
tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya, karena ketergantungan mereka kepada
Allah, maka barangsiapa yang menolak beribadah kepada Allah, ia adalah sombong.
Siapa yang beribadah kepada-Nya tetapi dengan selain apa yang
disyari’atkan-Nya, maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah). Dan barangsiapa
yang beribadah kepada-Nya hanya dengan apa yang disyari’atkan-Nya, maka ia
adalah mukmin muwahhid (yang mengesakan Allah).
Sekarang
kita masuk pada pokok pertanyaannya.
Ust. Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi (dalam Tanya-jawab
Islam) mengemukakan bahwa Tujuan utama beribadah ialah takwa.
Firman Allah,
"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah
menciptakanmu dan orang orang sebelummu
agar kamu bertakwa." (al-Baqarah: 21)
Seseorang yang bertakwa akan selalu mengikuti
sifat-sifatnya. la akan terhindar dari gangguan kehidupan, goncangan jiwa, dan
apa sajayang bertalian dengan benda. Itu artinya bahwa ia beribadah kepada
Allah.
Manusia diberi sarana oleh-Nya. Diberi bumi untuk tinggal
dan beribadah kepada Nya. Allah memberi kewajiban-kewajiban.Karenanya Allah
meminta hak agar manusia beribadah kepada-Nya, dengan tujuan agar manusia dapat
terhindar diri dari soal-soal buruk yang merugikan di dunia dan dari siksa
neraka di akhirat.
Perlu
diketahui saudaraku… Allah memerintahkan kita untuk beribadah kepada-Nya, bukan
berarti Allah butuh pada kita. Sesungguhnya Allah tidak menghendaki sedikit pun
rezeki dari makhluk-Nya dan Dia pula tidak menghendaki agar hamba memberi makan
pada-Nya. Allah lah yang Maha Pemberi Rizki. Perhatikan ayat selanjutnya,
kelanjutan surat Adz Dzariyat ayat 56. Di sana, Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56
مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ
(57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ (58)
“Aku
tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari makhluk dan Aku tidak menghendaki
supaya mereka memberi makan pada-Ku. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi
rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz Dzariyat: 57-58)
Jadi,
sesungguhnya justru kita yang
butuh pada Allah. kitalah yang butuh
melakukan ibadah kepada-Nya.
Ibnul Qoyyim
rahimahullah tatkala menjelaskan surat Adz Dzariyaat ayat 56-57.
Beliau rahimahullah mengatakan,“Dalam ayat tersebut Allah
Ta’ala mengabarkan bahwa Dia tidaklah menciptakan jin dan manusia karena butuh
pada mereka, bukan untuk mendapatkan keuntungan dari makhluk tersebut. Akan
tetapi, Allah Ta’ala Allah menciptakan mereka justru dalam rangka berderma dan
berbuat baik pada mereka, yaitu supaya mereka beribadah kepada Allah, lalu
mereka pun nantinya akan mendapatkan keuntungan. Semua keuntungan pun akan
kembali kepada mereka. Hal ini sama halnya dengan perkataan seseorang, “Jika
engkau berbuat baik, maka semua kebaikan tersebut akan kembali padamu”. Jadi, barangsiapa
melakukan amalan sholeh, maka itu akan kembali untuk dirinya sendiri. ”
(Thoriqul Hijrotain, hal. 222)
Sumber Pustaka:
Sya’rawi,
Muhammad Mutawai. 2007. Anda Bertanya Islam Menjawab.
Diterjemahkan Oleh: Abu Abdillah Almansyur. Jakarta. Gema Insani
Tausikal, Muhammad Abduh. 2009. Untuk Apa Kita Diciptakan Di Dunia Ini?. Diakses 28 Mei 2015 (online). (rumaysho.com)
Ust. Yazin bin Abdul Qadir Jawasd. 2007. Pengertian Ibadah Dalam Islam. Diakses 28 Mei 2015. (online). (almanhaj.or.id)
Advertisement