Ta’aruf
berarti kegiatan bersilaturahim dengan tujuan berkenalan lebih dekat. Namun
bukan untuk berkenalan biasa, tetapi tujuannya adalah untuk mencari pasangan
atau jodoh. Ta’aruf adalah pintu awal dari khitbah (pernikahan). Ta’aruf adalah
hal yang dianjurkan dalam Islam. Namun pada kenyataannya banyak orang yang
menyalah artikan makna ta’aruf sebagai kegiatan pacaran. Alhasil eksistensi
pacaran lebih meningkat jauh dibanding ta’aruf. Bahkan masyarakat menyamakan
antara pacaran jarak jauh dengan ta’aruf. Padahal kedua hal tersebut sangatlah
berbeda.
Berta’aruf
itu dilakukan ketika sudah siap menikah. Bukannya kenalan sekarang tetapi
menikahnya lima tahun lagi. Karena jika jarak perkenalan dan pernikahan terlalu
jauh, maka akan dijadikan kesempatan untk berbuat zina. Zina yang berlevel zina
mata hingga zina badan.
Berta’aruf Islami dalam
Modernisasi adalah salah satu perkembangan dari proses ta’aruf agar tidak
dibilang jadul. Prosesnya memang masih sama seperti syari’at Islam, namun
antara si perantara dan pihak yang berta’aruf bisa saling mengabarkan
perkembangan prosesnya lewat pesan singkat, private
chat, dsb.
Berta’aruf
Islami dalam Modernisasi bisa dilakukan dengan menyetorkan biodata diri.
Tuliskan semua tentang diri kita serta visi rumah tangga seperti apa yang akan
dibangun. Proposal ini akan saling ditukar. Namun proses penukaran itupun
melalui perantara. Di jaman dahulu kita menulis dengan tangan kemudian
menyetorkan dalam lembaran kertas, namun di jaman canggih seperti ini kita bisa
mengirimkan proposal lewat email, pesan, atau lainnya melalui orang ketiga yang
kita tunjuk sebagai perantara atau pendamping. Lalu pendamping akan
menyampaikan proposal itu secara langsung kepada pihak yang dituju. Kemudian
kedua belah pihak akan menyeleksi dan akhirnya mereka memutuskan akan cocok
atau tidak cocok.
Kemudian,
Berta’aruf Islami dalam Modernisasi juga masih memenuhi waktu berta’aruf yang
paling singkat dua minggu dan paling lama tiga bulan. Namun dalam prosesnya
sang mediator atau perantara akan selalu mengabarkan tentang aktivitas dan
semua hal tentang kedua pihak untuk saling memberi penguatan informasi.
Berta’aruf
Islami dalam Modernisasi tetap melarang keduanya untuk saling bertukar
informasi lewat medsos, pesan singkat, telpon atau yang lainnya. Berta’aruf
Islami dalam Modernisasi tetap tidak melanggar aturan Islam dalam poses
ta’aruf. Pemafaatan teknologi yang benar dan terpercaya akan membawa manfaat
praktis juga bagi penggunanya. Berta’aruf Islami dalam Modernisasi mudah
dilakukan dan tetap serahkan nasib jodoh kepada Allah SWT. Karena manusia hanya
bisa berdo’a dan berusaha.
Advertisement