Apa anda pernah mendengar tentang pepatah “mulutmu, harimau mu” banyak hal negatif yang
terjadi karena lidah yang tidak bisa dijaga. Maka bicara baik atau diam, banyak
untunglah mereka yang lebih memilih diam dari pada berbicarba yang tidak
bermanfaat, karena tidak semua yang kita keluarkan dari mulut adalah sebuah
jawaban, perbuatan aniyaya sebagian besar juga datang dari mulut, sangat
rugilah mereka yang sering berbuat aniyaya sedangkan ia percaya bahwa suatu
saat mereka akan mati. Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:
“seseorang mati karena lidahnya, dan seorang tidak mati karena
tersandung kakinya, tersandung lidahnya akan menambah (pening) kepalanya,
sedangkan tersandung kakinya akan sembuh perlahan”
Dari hal ini
kita bisa belajar bahwa sangat rugi mereka yang sering tersandung karena
lidahnya, dan mereka yang bicara baik atau diam mendapatkan sebuah jaminan
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Shal bin Sa’id Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) sesuatu
yang ada di dua janggutnya dan dua kakinya, kuberikan kepadanya jaminan masuk
surga.”
Sangat beruntung bukan bagi
mereka yang lebih memilih berbicara baik atau diam, seperti yang dikatakan
tersebut orang yang bisa menjaga sesuatau yang ada di dua janggut, tidak lain
adalah mulut, dan sesuatu yang ada diantara kedua kakinya adalah kemaluan maka
akan diberikan jaminan yaitu surga.
Hadist
lainya yang membahas tentang bicara baik atau diam adalah dari Abu Hurairah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah
ia berkata baik atau hendaklah ia diam” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, nomer 6018; Muslim,
no.47)
Jika kita mau berbicara,
alangkah baiknya jika kita mau memikirkanya terlebih dahulu, jika apa yang kita
keluarkan dari mulut tidak membuat orang lain merasa rugi atau sakit hati maka
kita boleh untuk mengucapkanya, sedangkan jika kita ragu akan ucapan tersebut
maka kita bisa menahanya. Ingatkan lagi pada diri kita untuk berbicara baik
atau diam.
Orang yang
lebih menggunakan akalnya yang pintar akan berbicara setelah ia bertanya kepada
hatinya, jika setelah itu ia merasa
bermanfaat maka dia akan berbicara, tetapi jika tidak bermanfaat maka ia
memilih untuk diam, namun orang yang dalam keadaan jahil maka hatinya berada di
bawah kendali lisan, dia tidak bisa mengontrol apa yang keluar dari mulut, dia
akan mengeluarkan perkataan apa saja yang mereka ingin keluarkan.
Sebuah hadist yang diriwayatkan
oleh Muslim, nomer 64, dengan arti:
“ada seseorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, ‘siapakah orang muslim yang paling baik?’ beliau menjawab,
‘seseorang yang orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan
tanganya.”
Maka dari
itu, sebaik baiknya orang adalah orang yang bisa memilih berbicara baik atau
diam. Semoga dengan ini bisa membuat kita semu lebih bijak dalam menggunakan
lisan.
Advertisement